Friday, October 3, 2014

LEATHER JACKET; "bejat, berbahaya, unpredictable, kejiwaan yang kompleks, namun rentan"

“BURY ME IN MY LEATHER JACKET, JEANS AND MOTORCYCLE BOOTS” – begitulah wasiat Sid Vicious pada surat bunuh diri yang ditemukan di saku jaketnya, beberapa hari setelah ia dimakamkan.


SEBAGAI penanda, jaket kulit telah melampaui batas definisi sosial. Gaya busana ini seolah telah menjadi seragam untuk para bintang rock. Jaket kulit bisa dibaca sebagai simbol 'pemberontakan', terutama jika dilihat dari sosok John Wayne, Marlon Brando, James Dean, Gene Vincent, The Ramones, Elvis Presley, dan The Sex Pistols. 

Sejak awal, industri film sudah sadar akan fashion (wardrobe), dan memainkan peran besar dalam pertumbuhan tren. Pada tahun 1953 Hollywood merilis film "The Wild One" yang dibintangi Marlon Brando. Brando yang saat itu berusia 28 tahun berperan sebagai Johnny sang tokoh utama, pimpinan geng motor pemberontak dengan jaket kulit yang selalu dikenakannya.

Bagi Greaser's, jaket kulit adalah perangkat wajib. Greaser adalah sub budaya anak muda kelas pekerja di Amerika dan Inggris. Dua tahun setelah Marlon Brando menjadi ikon, muncul sosok James Dean lewat "Rebel Without A Cause". Film ini dirilis di bioskop-bioskop, dan membuat nama James Dean jadi perbincangan dimana mana. Menurut hemat saya, jaket kulit atau jaket rockers ini lebih berfungsi pada 'pembentukan' karakter seseorang. Tampaknya ia telah menjadi sebuah ikon fashion bahwa sekejap setelah anda melihat si pemakai jaket ini, otak anda secara otomatis disetel untuk berpikir bahwa orang tersebut bersosok "sedikit bejat, berpotensi berbahaya, unpredictable, punya kejiwaan yang kompleks, namun rentan". 

James Dean

Marlon Brando (Wild One)

Selain karakter James Dean di 'Rebel without a Cause', dan Marlon Brando dalam 'The Wild One', pada dunia sinema setidaknya penilaian ini bisa ditelaah lebih dalam dari sosok Arnold (The Terminator), Harrison Ford (Indiana Jones), John Travolta (Grease), Johnny Depp (Cry Baby), hingga Brad Pitt (Fight Club). Mereka adalah "pria tangguh" juga anti-hero. Jaket kulit kemudian menjadi lekat dan identik dengan gadis seksi, mobil balap, motor tua, dan bintang Rock. Jaket ini adalah simbol utama dari ungkapan "keren", bahkan hingga dekade berikutnya.

Tidak butuh waktu lama bagi jaket kulit untuk diadopsi oleh industri musik, terutama oleh seniman/musisi yang menganggap dirinya 'tangguh dan unpredictable'. Berjaket kulit itu 'pretty damn sexy', terutama bagi para wanita yang tertarik pada pria 'the bad ass nature'. 

Lalu apa lagi?
Robert Gordon (Loveless)


Terminator

Brad Pitt (Fight Club)

Johnny Depp (Cry Baby)

kiri: John Travolta (Grease)

***

Pada tahun 1957 musisi muda Amerika Eddie Cochran mencetak hit pertamanya, penyanyi Rock & Roll ini lebih sukses di Inggris daripada di Amerika Serikat. Dalam waktu singkat, ia telah menjadi idola bagi gerakan Rockers di Inggris. Pada awal 1960, untuk pertama kalinya Eddie tampil dengan celana kulit di acara televisi Inggris. Gene Vincent adalah nama lain yang juga telah meraih kesuksesan di ranah Rock & Roll. Ia tiba di Inggris sebulan lebih awal dari kemunculan Eddie Cochran di acara televisi yang dipandu oleh Jack Good. 

Penampilan Gene Vincent saat itu sama sekali tidak terlihat seperti tipikal artis pop tahun 50an. Giginya berantakan, dan rambutnya acak-acakan. Karena penampilan ini sulit disembunyikan, Jack Good membujuk Vincent untuk mengenakan dan menekankan penampilannya sebagai 'tough guy' dengan mengenakan wardrobe dari bahan kulit dari kepala sampai kaki. Sebulan kemudian Eddie Cochran mengikuti jejaknya bagaimana bergaya sebagai bintang rock. Vince Taylor juga amat bersyukur pada Gene Vincent atas style ini. 
Eddie & Gene

Mr Be Bop A Lula, Gene Vincent

Pada 1968 Sang Raja Rock & Roll Elvis Presley mengenakan wardrobe kulit berwarna hitam dalam acara televisi 'comeback show' yang sangat terkenal itu. Gaya ini kemudian memiliki dampak yang sangat besar pada masyarakat umum.

King Of Rock & Roll

****

Pada tahun 1961, The Beatles bukanlah siapa siapa, belum banyak yang mengenal mereka saat tampil di Cavern, Liverpool dan di klub-klub malam di Hamburg, Jerman. Sejak awal kemunculannya, The Beatles berpakaian seperti lelaki tangguh dengan jaket dan celana kulit penuh berwarna hitam. Setelah dimanajeri oleh Brian Epstein dan mulai menjajaki dunia industri musik pada Desember 1961, Karena mengenakan jaket dan celana kulit hitam adalah terlalu panas, maka mereka menggantinya dengan pakaian bahan berwarna abu-abu. 
early Beatles & Gene Vincent



Pada April 1962 adalah terakhir kalinya The Beatles bermain di Cavern Club dengan mengenakan pakaian kulit. Kemunculan mereka di publik selanjutnya mengalami perubahan gaya, termasuk di antaranya tata rambut. Tidak seperti The Beatles dan banyak musisi lain, beberapa biduan rock tetap konsisten dengan jaket dan celana kulit, sebelum, bahkan setelah mereka menjadi terkenal, Jim Morrison adalah satu di antaranya. Lewat celana kulit hitam, Jim seolah menunjukkan segalanya yang dia punya.  
The Lizzard King; Jim Morrison

Keith Richards (The Stones)

****

Selama akhir 70an dan 80-an, gerakan punk semakin menambahkan karakter 'pemberontak' di balik jaket kulit, band seperti Ramones, The Clash dan Sex Pistols, hingga solois macam Iggy Pop dan Johnny Thunders mengamininya. Para punk rocker ini pun menyesuaikannya dengan penambahan pernak pernik rantai, kunci gembok, emblem dan resleting. 
The Clash

Iggy Pop

(Paling kanan) Mike Ness of Social Distortion

Johnny Thunders 'Too Much Junkie Business'

Double Johnny (Ramone & Thunders)

Mike Ness
Sid Vicious
Iggy Pop
Tim Armstrong 
RAMONES
Di era ini pakaian kulit juga identik dengan erotisme dan kaum gay. Terutama setelah populernya model pakaian kulit merah terang yang diciptakan oleh seorang desainer wanita di Detroit. Simaklah sosok Freddy Mercury, pentolan Queen yang kerap tampil bertelanjang dada. Di era ini berbagai genre seperti, glam rock, hard rock, heavy metal, hingga new wave juga memakai kulit. Tentunya mereka semua bersandar berat pada sosok para rocker tahun lima puluhan. 
Stray Cats

Guns n Fukkin Roses

Duran Duran

Freddy Mercury (Queen)

Lemmy (Motorhead/ The Head Cats)

Para rocker mungkin boleh bersedih karena pada era 1990-an, tiba-tiba ada banyak boybands yang dibalut dengan pakaian kulit. Sebut saja, Take That, Backstreet Boys, Boyzone, Human Nature, hingga N'Sync. Di awal karirnya, entah kenapa mereka sering mengenakan celana kulit.  

Di industri musik, jaket dan celana kulit hitam dimulai sebagai ikon bagi rocker pemberontak, dan beberapa puluh tahun kemudian menjadi pakaian untuk semua genre musik populer. Namun beberapa tahun ini ada penurunan tajam dalam jumlah penyanyi pop yang mengenakan celana kulit di atas panggung. Bisa jadi karena citra pemberontak telah agak memudar adanya.
Debbie (Blondie)




Greasers

Mari kembalikan jaket kulit kepada khittahnya, "sedikit bejat, berpotensi berbahaya, unpredictable, punya kejiwaan yang kompleks, namun rentan, serentan wasiat Sid Vicious “BURY ME IN MY LEATHER JACKET, JEANS AND MOTORCYCLE BOOTS” (*)


Jogja Rockers with Black Leather
Soetik (Soemthing Wrong), Farid Stevy (FSTVLST),
Kiki The Klan, Blangkon aka Butoteror (Sangkakala)

1 comment:

Featured