Monday, February 19, 2018

Love Me Twice In Kuta Rock City (Undercovered)

Sebelumnya banyak pihak yang ‘shock’ ketika JRX mengumumkan bahwa Twice Bar tutup. Padahal sejak awal eksistensinya Twice Bar bagaikan rumah bagi skena rock bawah tanah Bali. Tempat ini telah melahirkan dan membesarkan band-band bawah tanah Bali. Karena tanggung jawab sejarah tersebut, JRX memutuskan untuk membangkitkan Twice Bar dari tidurnya. Lokasinya kini tetap di Kuta Rock City, hanya bergeser beberapa gang dari lokasi semula. Ciri khas Twice Bar yang sudah ‘mendarah daging’ tetap ia jaga sebagai ‘an underground rock n roll bar. Nothing fancy, just a simple, small international rock n roll venue with a local-friendly vibe. Di sinilah tempat dimana pengunjung lokal dan asing mendapat perlakuan yang sama=setara.




Tercatat telah banyak musisi luar negeri yang pernah singgah bahkan ‘jamming’ di Twice Bar. Di antaranya; Lamb Of God, Turbonegro, The International Noise Conspiracy, Travis Dempsey (ex The Living End), Rick Battson (ex Suicidal Tendencies), Beau Bokan (Bless The Fall), dan banyak lainnya yang tidak ‘terdeteksi’. “Saya yakin masih ada banyak lagi nama yang layak disebut namun saya/staff saya tidak mengenalnya wajar, di Kuta, wajah bule hampir mirip semua,” kata JRX pada wawancaranya dengan wavemags.com.




***
Sejak lama JRX sering datang ke Jogja, baik bersama bandnya SID, Devildice, ataupun hanya ditemani gitar bolongnya. Biasanya kami di Jogja membuat ‘gigs’ kecil-kecilan sebagai wadah bertemunya JRX dengan umatnya yang cukup banyak, dan memiliki loyalitas bertensi tinggi. Jika hanya membawa gitar bolong, JRX biasa diiringi oleh orkes dan biduan lokal, seperti Kiki & The Klan, Milky Racers, Jojo (Broken Rose), hingga Ajenk (Havinhell).

Hingga pada pertengahan 2017 lalu, ia berkoar akan mengundang band-band dan rekanannya di Jogja untuk membuat kisruh di Twice Bar, tempat hingar bingar miliknya yang tutup beberapa tahun belakangan. Namun hingga akhir tahun 2017, rencana tersebut belum juga terealisasi. Hingga akhirnya di awal tahun ini, JRX memberi kabar bahwa Grand Opening Twice Bar bakal digelar dua hari dua malam, 9-10 Februari 2018.

Hubungan dan ikatan band-band di Yogyakarta dan Bali sejak dulu sangat kuat. Ada banyaknya persamaan antara keduanya, yakni, demografi, sama sama multi kultural, destinasi wisata, banyak seniman, dan lain-lain. Setelah lagu 'Jika Kami Bersama' yang dimainkan SID dan Shaggydog, hubungan keduanya semakin erat. Menurut JRX hal yang paling kuat adalah skena rockabilly-nya. Di Indonesia, hanya Yogyakarta dan Bali yang memiliki skena rockabilly aktif. Fakta yg cukup menyenangkan. Karena itu ketika acara Grand Opening Twice Bar, JRX mengundang sederet band asal Jogja. Tidak hanya dari skena Rockabilly, tapi juga dari genre musik lainnya berlaga di acara bertajuk 'Love Me Twice in Kuta Rock City' tersebut.

Band yang lahir dan besar di Yogyakarta, Broken Rose yang mewakili latino/chicano punk tampil di hari pertama, bagi JRX band ini mengusung genre yang sangat langka di Indonesia. Broken Rose belum lama ini meluncurkan album kedua mereka “A Glimpse Of Glory” dengan konsep yang sangat berbeda dari album perdana “Blood, Sweat, and Tears”.

Broken Rose adalah; Agung (Guitars), Jojo (Vocal), Sindhu (Bass), Affan (Lead Guitars), Dian (Drums). Meski saat ini personil dan crew mereka dipisahkan jarak, namun Broken Rose selalu berusaha menyebarkan karya mereka di kota masing-masing. Masih di hari pertama, band punk asal Jogja, Rebellion Rose tampil di hadapan massa mereka yang cukup banyak di Bali. Dengan aksi live nya yang intim, semua serasa seperti saudara saat mereka di atas panggung. 'Brotherhood punk?' tegas JRX.




Band Rockabilly asal Jogja, Milky Racers tampil di malam kedua. Menurut JRX sejak lama band-band Rockabilly Bali seringkali diundang main ke Jogja, tapi band rockabilly Jogja jarang diundang ke Bali. "Ini saatnya kami membalas Budi, dan tentu saja, Milky Racers bukan band dengan skill pas pasan," ujarnya.

Band Heavy Metal Rockabupaten Bantul, Sangkakala menghajar habis panggung yang tidak terlalu besar bagi aksi dan pertunjukan mereka. Meski tanpa kembang api dan backdrop raksasa bergambar macan, namun Batalyon Tempur Daerah Operasi Satu Macanista ini mampu mengoyak-ngoyak skena rock Pulau Dewata. Dengan tembang-tembang andalannya Blangkon, Rudy Atjeh, Ikbal Lubys, Andre, dan Tatsoy membuat suasana Kuta yang panas semakin terbakar api membara.




Lewat ‘KANSAS (Kami Anak Nakal Suatu Saat Akan Sadar)’, ‘Hotel Berhala’, hingga tembang pamungkas, ‘Tong Setan’, Sangkakala semakin menancapkan kiprahnya sebagai band bertaring penuh racun. "Aksi live nya gagah sekali, bagai raksasa jaman batu. Skill dan sound-nya imbang. A really fun band to watch!" kata JRX usai pertunjukan Sangkakala.

Sejak lama JRX ingin mengundang mereka ke Bali. Keduanya sempat berbagi panggung saat Devildice tampil di sebuah ‘private show’ di bilangan Sosrowijayan pada 2012 lalu. Di acara Hotrod Weekend Party, JRX dan Sangkakala juga saling menyapa, hingga pertengahan tahun lalu, JRX masuk ke kandang macan, ia featuring dengan KKK Rockabilly Club di acara ‘Rock Siang Bolong’ kampus ISI Sewon, Bantul. Acara itu juga merupakan wahana uji nyali bagi band-band bawah tanah Jogja dan sekitarnya.


Band asal Temanggung yang juga besar di skena Yogyakarta, Prison Of Blues melanjutkan panggung yang telah terkoyak di hari ke dua Grand Opening Twice Bar. Mereka diundang karena tentu saja POB merupakan band Indonesia yang sering tur ke luar negeri, tapi kurang diapresiasi di Indonesia karena genrenya yang sangat segmented, Psychobilly. Tiga tahun belakangan ini, hampir tiap tahunnya band pengusung jargon 'Tobacco City Psychobilly' itu bermain di festival internasional. Tahun lalu POB berlaga di Bedlam Breakout di Northampton, Inggris.

Selain itu masih ada beberapa band yang menghajar panggung Twice Bar hingga babak belur di malam pembukaannya, ada band tuan rumah sang pionir Indonesian Rockabilly Revival, The Hydrant, Straight Answer (JKT), Strawberry Fist Cake (Australia), hingga bintang utama yang sebelumnya dirahasiakan, Superman Is Dead (SID).




Sementara itu band asal Bandung, Eyefeelsix diundang Twice Bar karena ingin sebisa mungkin segala genre bawah tanah terwakili di event ini, sedangkan Piston bisa tampil di acara tersebut karena dilihat sebagai representasi dari a young face of punk. 'Fresh, pemarah dengan skill yang asik'.

Hal yang paling istimewa adalah tampilnya Burgerkill secara tidak diduga. Awalnya JRX sedang mengontak Eyefeelsex, kebetulan ternyata manajer mereka sedang bersama Eben (BK). Dengan sponton Eben bilang ke JRX bahwa BK mau main juga. "Kami shock juga. Ternyata attitude underground BK masih kuat. Mereka cuma minta tiket dan hotel, sebagai bentuk support nyata mereka untuk TB. Cant thank them enough for the best present TB could ever have!" ungkap JRX.




Pada hari Senin, 12 Februari rencananya akan diadakan pesta susulan, nantinya akan ada ‘Jam Session’ yang menghadirkan The Sneakers, Yuswan Gabba (Bandung), Kiki The Klan, Milky Racers, dan band-band yang masih belum mau pulang dari Bali. Namun, untuk menunggu hari kita berpesta di Gimme Shelter, sementara kita biarkan Twice Bar dan staffnya bernafas setelah hingar bingar Grand Opening.

Di Gimme Shelter yang terletak di kawasan Canggu, bersama beberapa band lokal, Burgerkill tampil habis-habisan. Sebagai pamungkas, di akhir pertunjukannya Burgerkill menggaet JRX, Eko Ramone, Yuswan Gabba menyanyikan dua tembang milik The Ramones, ‘I Believe In Miracles’, dan ‘Blitzkreig Bop’. Saya pun tidak tahan untuk tidak naik ke atas stage. Lantas bagaimana cerita pesta susulan di Twice Bar? Sebelumnya kita mundur dulu ke belakang menyusuri sejarah perjalanan Twice Bar.




Tidak hanya di Bali, Twice Bar juga terkenal hingga ke luar Pulau Dewata. Dikutip dari  mavemagz.com, pada akhir tahun 90 an. Ayah JRX mengontrak ruko tepat di depan lokasi bom Bali 1. Beliau buka usaha toko kaset, dinamai Twice Tape Shop. Lantai dua disewa oleh Suicide Glam, dan lantai tiga dijadikan tempat latihan SID. Karena lokasinya yang strategis, Twice Tape Shop jadi tempat ngumpulnya teman-teman. Biasanya tiap weekend, SID dan kadang band lain latihan, ditonton oleh teman-teman mereka.

Kadang ada beberapa turis asing yang penasaran dengar riuh suara drum dan distorsi dari lantai tiga. Setiap mereka latihan, ada saja yang nonton, kadang jamming. “Tentu perlu alkohol kan? Dan kami malas naik turun membelinya. Di sanalah muncul ide menjual minuman (awalnya bir saja) di lantai tiga.
Tahun 2000 kontrak toko berakhir (entah apa yang terjadi jika kontrak gedung diperpanjang, mengingat bom Bali 1 persis terjadi di depan Twice), toko kaset pindah ke Gang Poppies 2, di belakang toko kaset ada lahan tak terpakai, di sana saya buka bar kecil bernama The Backyard sekaligus tempat latihan SID. Masih untuk kalangan teman-teman saja.

Tahun 2003, dari uang hasil royalti album Kuta Rock City (saat itu orang masih membeli kaset/CD, belum ada bajakan) JRX merenovasi bar dan menamainya Twice Bar. 2005/2006 bisnis kaset/CD kolaps, hanya tersisa Twice Bar. Gang Poppies 2 makin lama makin ramai dan sesak. Minimart, Circle K dimana-mana. Kualitas turis mengalami degradasi. Makin jarang orang yang mau beli minum di bar. Hingga 2016 akhirnya Twice Bar terpaksa ditutup.




Masih penasaran pesta susulan setelah Grand Opening?

Oke, siang harinya saya dan Milky Racers menghabiskan waktu dengan menikmati eksotisnya Pantai Kuta, juga kembali mendalami surfing dengan pelatih handal lagi terpercaya, Marshello. Vokalis The Hydrant nan kharismatik ini memang bekerja sebagai lifeguard di sepanjang Pantai.

Selepas senja beberapa band berdatangan ke Twice Bar. Semua menanyakan tentang pesta susulan yang akan diadakan. Namun apa yang terjadi, DUOOORRRR!!!!! ternyata toilet Twice Bar meledak usai pesta gila-gilaan yang dilakukan para pendosa yang dicintai Tuhan. Karena toilet tidak bisa dipakai sesuai fungsinya, maka acara pun dibatalkan dan diundur hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Rombongan Milky Racers kembali ke Jogja, dan saya masih di Bali untuk beberapa pesta yang tidak mungkin dituliskan di sini. (*)

  

   Foto: Ucok Olok





Twice In Paradise - Superman Is Dead (Angels And The Outsiders/2009, lyrics: Eko Ramone)

Twice bar is the best i know...
Ramones blast on stereo...
Poster hanging on the wall...
The best place for rock 'n' roll...

The band starts to you play at nine... ( a aaah... )
And the kids start losing their minds... ( a aaah... )
Can you fell the beat behind...
Doesn't make you fell so fine

Reff :

It's a rock 'n' roll rocking all the time
It's a rock 'n' roll rolling all the time
It's a rock 'n' roll fun fun all the... time...
All... night long...


Baca juga: Eat The Fashion, Wear The Poison!





No comments:

Post a Comment

Featured