Wednesday, June 26, 2013

Wahai Lelaki: Ada Tiga Hal Yang Harus Diminyaki !!

 ‘RAMBUT adalah mahkota’, ungkapan ini tidak hanya berlaku bagi kaum wanita saja. Kaum pria juga cenderung lebih memperhatikan penampilan, terutama soal gaya rambut. Trend gaya rambut di Indonesia belakangan mulai bergeser dan kembali ke era-era yang pernah populer di zamannya. Sebagai kota budaya, tentu saja Yogyakarta yang nyaris tak pernah ketinggalan dari maraknya keberadaan trend trend tersebut.
 
Elvis & Cash
Satu di antara pelengkap untuk memaksimalkan gaya rambut adalah pomade. Produk ini sebenarnya sudah sangat klasik, dan populer di era 1950-an, karenanya terkesan hanya dari golongan orang tua saja yang mengenakannya. Kini, popularitas pomade mulai bangkit kembali di berbagai komunitas dan subkultur anak muda, sebut saja penggemar motor dan mobil klasik, penyuka olahraga ekstrim, penggemar musik rockabilly, dan sebagainya.

Gene & Eddie


Pomade merupakan material mengandung minyak dan lapisan lilin yang membuat tatanan rambut terlihat lebih rapi, licin dan mengkilat. Sejak abad 19 pomade menjadi alat untuk mendukung tatanan rambut dan penampilan yang bersifat khusus, hingga akhirnya berkembang menjadi trend dan budaya yang lekat dengan gaya hidup yang bersifat kegemaran seperti musik, motor, hot rod , sepeda dan sebagainya.

Sepanjang sejarahnya, era pomade mengalami pasang surut karena hadirnya beragam konsep tatanan rambut, dan hadirnya pelumas rambut dengan berbagai jenis plilihan antara lain; spray, gel, cream dan sebagainya. Namun pomade dengan ciri khasnya mampu menjawab tantangan jaman, bahkan kehadirannya menjadi ciri khas penampilan seseorang.


Karena semakin populernya pemakaian pomade di kalangan anak muda, dan ingin memperkenalkan dan memasyarakatkan trend penggunaan pomade ini, beberapa pegiat subkultur di Yogyakarta menjadi distributor berbagai brand pomade legendaris yang cukup langka di Indonesia. Greasy Hand Co. (GHCo.) memang mencoba menghadirkan trend yang sudah melegenda, namun kurang pernah digarap dengan baik oleh pelaku-pelaku bisnis fesyen di Indonesia.
“Trend itu kami hadirkan untuk menjadi acuan baru bagi masyarakat penggila fesyen dan lifestyle, pecinta hobby serta masyarakat pada umumnya,” ujar Hidayat Prio Wibowo pelaku bisnis Greasy Hand Co.




Untuk merayakan peluncurannya, pertengahan Juni lalu digelar launching yang dimeriahkan oleh band-band Rockabilly di Yogyakarta. Mereka yang membakar suasana malam di Jl Baciro Yogyakarta tersebut adalah Ancaman Kota, Bloody Hollow, Rebel Of Law, El Milky Racer, Desperados, dan Kiki & The Klan. Pada malam tersebut Greasy Hand Co menyediakan cermin besar, sisir, dan segala macam pomade untuk dicoba secara gratis, jika ada yang membeli tersedia diskon 10 %. 













Greasy Hand Co adalah perusahaan importir Authentic & Rare Goods, yaitu barang-barang original yang unik, dan melegenda namun cukup langka ditemukan di pasar Indonesia. Greasy Hand Co mendatangkan produk-produk pomade yang sudah punya nama, dan melegenda , bahkan di antaranya terdapat beberapa brand yang sudah berumur lebih dari 90 tahun.

Beberapa brand yang tersedia di antaranya pomade yang pernah digunakan oleh para publik figur, serta artist terkenal dari beberapa era seperti, Elvis Presley (Black & White), James Dean, Johnny Cash (SGB), George Clooney, Leonardo de Caprio, hingga Justin Timberlake (Murray’s). Apakah perbedaan pomade  dengan produk sejenis lainnya?
Elvis
Cash
James Dean

Gene Vincent
Eddie Cochran
Pomade adalah produk ‘hair style’ yang cenderung digunakan kaum pria, dan sudah dikenal sejak tahun 1900an. Pomade ada yang berbahan dasar minyak (petrolatum), minyak kelapa, lanolin, wax, dan parfum atau fragrance. Pomade digunakan untuk membuat rambut lebih bersinar sambil mempertahankan kelenturannya. Pomade akan memberikan tampilan licin, lebat, basah mengkilat alami, dan merupakan pilihan terbaik untuk gaya ramping dan terawat.

Dari sekian banyak merk pomade yang beredar di pasaran, GHCo sengaja mengkhususkan mendatangkan  brand-brand yang masuk dalam kategori High Rating pomade dari Amerika Serikat antara lain; Murray’s (1925), Suavecito, Imperial dax (1954), Sweet Georgia Brown (1930), Royal Crown (1934), Black & White (1922), Blue Magic (1950), Schmiere (1950), dan Cock Grease.








Dari segi fesyen, pomade tidak bisa lepas dari beragam tatanan rambut yang mengarah kepada lifestyle yang bersifat khusus di antaranya,Pompadour, Quiff, dan Duck Ass. Tatanan rambut Pompadour mengacu kepada gaya rambut Madame de Pompadour (1721-1764), permasuri Raja Louis XV. Konsep dasar tatanan pompadeur adalah rambut disisir ke atas dari wajah dan jambul meninggi di atas dahi, dan kadang-kadang disisir ke atas di sekitar sisi dan belakang. Artis yang menganut gaya pompadour adalah raja rock n roll Elvis presley.








Lalu Quiff adalah gaya rambut yang menggabungkan gaya era tahun 1950 pompadour, 50-anflat top, dan terkadang mohawk. Quiif berasal dari kosa kata Perancis "Coiffe" yang bisa berarti gaya rambut. Trend rambut quiff dikenal di Inggris sebagai 'Teddy Boy', subkultur ini populer di Eropa pada awal tahun 1980, dan hingga sekarang masih menjadi trend. 
Sedangkan Duck- Ass, yang terkadang disebut juga dengan gaya Ducktails (Ekor bebek). Tatanan rambut Duck –Ass ini berminyak menumpuk tinggi di atas dan disisir ke belakang di sisi untuk membentuk punggung atau belahan di bagian belakang. Seorang tukang cukur dari Philadelphia bernama Joe Cirello  mengklaim telah menemukan gaya rambut ini pada tahun 1940.



Pomade dan tatanan rambut berkembang menjadi sebuah budaya kustom yang akhirnya diikuti oleh semua lapisan masyarakat. Gaya rambut tak hanya menjadi tampilan semata melainkan terkadang menjadi identitas individu terkait dengan profesi , kegemaran dan bahkan menjadi sugesti psikologis yang memberi motivasi lebih.


Johnny Depp (Cry Baby)


John Travolta (Grease)




“Pomade dan tatanan  rambut bukan tampilan atau style  semata,  melainkan menjadi sebuah  identitas  individu yang akan menumbuhkan rasa percaya diri, dan memberi motivasi yang positif,” ujar Lulut Wahyudi  aka Lulut Retro selaku direktur Greasy Hand Co. 

Mulai sekarang, wahai lelaki, rajin-rajinlah bermain dengan minyak, karena dalam tradisi Greaser, Teddy Boys dan khazanah Rockabilly ada tiga hal yang harus diminyaki: Rambut Kalian, Kendaraan Kalian, dan Perempuan Kalian ! ! !


                                             ......Lend Me Your Comb!




4 comments:

Featured