Saturday, March 31, 2012

Subkultur Rockabilly di Yogyakarta

Rockin Spades Rockabilly Club
Jika membicarakan sejarah musik rock Tanah Air di era 1950-an,  Nusantara ini memiliki segudang musisi yang terkenal di mancanegara bahkan seantero Eropa. Generasi rock pertama ini beken dengan musiknya yang disebut sebagai 'Indo-Rock'. Sebut saja nama-nama seperti,  The Tielman Brothers,  The Room Rockers, The Hurricane Rollers, The Hot Jumpers, The Black Dynamites, The Crazy Rockers, The Javalins, The Indonesian Revival band,  Rudy van Dalm & The Royal Rhytmics, The Bibit Rockers, Krontjong Devils, dan segudang nama lainnya.


Band-band tersebut telah eksis jauh sebelum kehadiran The Beatles, Bahkan atraksi panggung yang liar dan atraktif dari The Tielman Brothers, seperti bermain gitar dan juga upright bass sambil melompat atau berguling-gulingan, serta akrobat sang drummer, jauh lebih dulu ada sebelum gitaris Jimi Hendrix, atau band  asal Inggris The Who terkenal.

The Tielman Brothers
The Javalins
The Crazy Rockers
Rudy Van Dalm
Sayangnya, saat itu band-band Indo Rock tak satupun yang  dipromosikan oleh Pemerintah Indonesia saat itu, bahkan diharamkan dan di cap ngak-ngik-ngok oleh rezim Orde Lama yang berkuasa. Kebanyakan dari musisi tersebut akhirnya memilih untuk hijrah ke negeri Belanda dan Negara Eropa lainnya.  Ciri kuat musik Indo Rock ini adalah dominasi gitar, Permainan gitar ala Portugis yang akhirnya dikenal sebagai musik keroncong ini, dipadukan dengan musik Hawaiian, Country, dan Rock n roll.
Seiring berjalannya waktu, kini jenis musik yang juga dikenal dengan istilah Rockabilly ini kembali diminati oleh anak muda di Indonesia, terutama di Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. 
Pada acara Tattoo Show 2006 di Yogyakarta, pihak penyelenggara acara tersebut menghadirkan The Hydrant, band rockabilly asal Bali. Ternyata respon publik Yogyakarta sangat antusias dengan musik mereka, Sejak itu The Hydrant sering datang main di Yogyakarta. Dengan seringnya The Hydrant tampil, ternyata memberi inspirasi untuk para penggemar Rockabilly di Yogyakarta untuk membentuk sebuah band. 



Marshello, Vokalis The Hydrant yang penuh kharisma,
sering juga dijuluki The Black Elvis
Rescue Trio Rockabilly

Tercatat nama-nama seperti, Sledgehammer, Panter (Pangeran Tersingkir) yang kini sudah bubar, dan Rescue Trio Rockabilly yang masih eksis sampe sekarang. Hingga kini muncul generasi terbaru seperti, Desperados, Bloody Hollow, Prison Of Blues, Rebel Of Law, The Diegos, dan masih banyak lagi…. dan juga Kikie & The Klan (..nah ini nih!) 

Karena merasa perlu adanya group-support  yang bisa membantu band-band ini untuk tetap eksis, maka tahun 2009 dibentuklah komunitas Rockin' Spades. awalnya komunitas ini hanya sebatas kumpulan penggemar Rockabilly di Yogya yang sering kumpul bersama. Kini Rockin’ Spades ini berkembang sampai ke luar kota, seperti Surabaya, Semarang, Temanggung, Magelang, Klaten, Jakarta, dan Bandung. bisa ikuti grupnya di Indonesian Rockabilly 

BloodyHollow
Brandal Energix
Desperados
The Diegos
Prison Of Blues (Temanggung)
Rebel Of Law (Klaten) 
Kiki & The Klan
Sudah banyak acara yang digelar oleh Rockin’ Spades sebagai organizernya. Mulai acara jam session di kafe-kafe lokal, hingga acara memorial tribute untuk Elvis Presley yang sifatnya nasional. 








Berpose di Juke Joint Jumping
Jika  ditengok dari sisi lainnya, Rockabilly merupakan sebuah sub-kultur, kini simbol-simbol rockabilly kembali bermunculan dimana-mana. Rockabilly bukan sekedar musik tapi juga gaya rambut, fashion, tattoo, otomotif, mobil tua, graffiti, dan sebagainya. Jika dulu kita dikenal dengan Indo Rock, maka kini mulailah terbiasa mendengar istilah Indobilly. 




BACA JUGA:

Sosrowijayan Rusuh di Ultah Elvis

Tribute To Elvis Presley, Bukan Ajang Adu Jago

KIKI & THE KLAN: 90% Styles, 10% Skills

1 comment:

Featured