Monday, May 28, 2012

Erix Soekamti: “Saya nggak mau cerita yang sedih-sedih”




GEMPA bumi yang terjadi enam tahun silam cukup berdampak yang luar biasa bagi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Masyarakat merasakan guncangan hebat saat terjadi gempa bumi dengan kekuatan mencapai 5,9 pada skala richter (SR). Sabtu, 27 Mei 2006 sekitar pukul 05.55 WIB, ketika sebagian besar masyarakat hendak bersiap memulai aktivitas, tiba-tiba dikejutkan oleh guncangan yang seketika memporak-porandakan isi Kota Yogyakarta, Bantul dan sebagian wilayah Sleman serta beberapa daerah di Jawa Tengah Selatan.

Peristiwa ini tentunya sudah menjadi ingatan massa, Sebagian besar Timeline saya menceritakan pengalaman mereka akan peristiwa yang tentunya bukan semata-mata akibat dosa manusia seperti yang sering diteriakkan para penceramah dengan melayangkan ayat-ayat tertentu.

Satu di antaranya adalah  Erix Soekamti, melalui akun twitternya, frontman Endank Soekamti menceritakan detik-detik saat menjelang peristiwa alam tersebut. Berikut saya rangkum ‘kicauan’nya setelah diizinkan oleh si pemilik cerita.



 @ErixSoekamti
May 27, 2012




Hari ini #6thnGempaYK sehari sebelumnya saya berantem sama pacar. Saat itu Endank Soekamti & crew semuanya tinggal dalam satu atap dengan status masih bujang. Satu jam sebelum gempa saya maen Playstasion bareng Rintho Aribowo (salah satu kru ES), Ari Soekamti bobok lebih awal, dan Dory Soekamti pergi ke warnet depan.





Karena mata mulai pedas, saya meninggalkan Rintho yang sedang asik bermain PS dengan stick balap yang baru saya beli. Tiba-tiba….. 05.55 Vibration Stick PS balap yang dimainkan Rintho bergetar menjadi 5.9 skala richter. Dia kemudian lari dan teriaak …….ERIX!!!

Entah apa yang terbersik dikepala Rintho dari beberapa teman di beskem, hanya nama saya yang terucap dari mulutnya *PrekBgt

Sebuah gitar Bass dikamar membangunkan saya dengan tidak senonoh. Ia yg berdiri angkuh di sebelah saya tiba-tiba terjatuh tepat dikepala. Lambat laun secara slow motion, saya mulai terbangun dan keluar,  semuanya bergoyang… Melangkahpun susah.

Disaat keluar, saya menyaksikan banyak warga panik. mata saya nggak mau libur dan tak kuasa untuk terus melihat kost-kostan putri di ujung jalan. Tiba-tiba pandangan pun berubah fokus tatkala seseorang datang dengan senyum, berjalan pulang dari warnet… Dialah Dory Soekamti.

Dengan senyumnya, Dory bercerita tentang apa yang terjadi saat asik masyuk menikmati donlotan video mesum dilantai 2. "ASU!! Lagi enak-enak kok monitornya goyang semua, dari lantai dua semua user Rama Net pada lari rebutan satu pintu,” ujarnya.

Setelah semuanya mulai reda dan dianggap sudah aman, kami kembali masuk rumah. Ehh.. Ari Soekamti baru bangun :) *KlupaanBangunin "pagi "

Semua terjadi sangat cepat dan semua masih santai, masih ketawa ketiwi dan saling bercerita tentang apa yang dialami. Karena masih ngantuk.. Sayapun tidur kembali... Begitu juga dengan yang lain :) zzzzz..Zzz..Zz

Sejenak terlelap, gempa itu datang lagi!! Seperti belum puas menghajar kami, kali ini mereka datang lagi dengan ditemani isu tsunami. saya berusaha menelpon keluarga dan mantan pacar :) berharap gempa ini mampu menggetarkan hatinya untuk kembali kepelukan saya.  

Beskem Endank Soekamti jauh dari jalan raya, listrik mati. Kami benar-benar nggak tahu apa yang terjadi.

Jam menunjukan pukul 2, muncul inisiatif mencari berita lewat gelombang radio Hp, lalu kami menemukan Sonora fm.

Semuanya menjadi sangat serius buat kami ketika kaget mendengar info radio Sonora mengatakan bahwa korban sangat begitu banyak. (*)


*******
Karena ngantuk dan lapar setelah manggung di Jakarta dan berlanjut di Solo, Erix mengaku mulai susah mengingat! :) “Saya  nggak mau cerita yang sedih-sedih,” kicaunya di TL.

Hampir semua orang terkecoh, jika gempa bumi yang terjadi saat itu adalah akibat Gunung Merapi yang sedang mengalami peningkatan aktivitas. Terlebih gempa tersebut terjadi berbarengan dengan munculnya asap tebal dari Puncak Merapi.
Gempa bumi 2006 lalu ini termasuk gempa bumi tektonik dengan kekuatan 5,9 skala Richter (SR) dan berlangsung selama 57 detik.



Pusat gempa terjadi pada 8,03 derajat Lintang Selatan dan 110,32 derajat Bujur Timur dengan kedalaman 11,3 kilometer yang mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan setidaknya 6.000 korban jiwa. (*) 






2 comments:

Featured