Friday, September 20, 2013

Konser Rumahan Endank Soekamti Di Rumah Cahya


TAK bisa dibayangkan betapa terkejutnya seorang fans ketika tiba-tiba di sore hari, band yang dipuja tampil di garasi rumahnya. Pada Sabtu, (14/9) Endank Soekamti mendatangi rumah seorang gadis di kota Malang. Gadis bernama lengkap Cahya Herwindyasari terpilih menjadi pemenang edisi pertama konser rumahan yang digelar band asal Yogyakarta tersebut. Rasa kaget, kagum, bingung, histeris bercampur jadi satu ketika Cahya membuka garasi rumahnya dan sontak Endank Soekamti sudah siap memainkan tembang-tembang dari album terbaru mereka. Sebelumnya, lebih dari tiga ribu Kamtis yang melayangkan ajuannya untuk mengikuti proyek ini, setelah dilakukan seleksi yang ketat, Cahya dianggap memenuhi syarat dan pantas mendapat hadiah istimewa berupa konser privat di rumahnya.

Bagi band yang digawangi oleh Erix, Dory, dan Ari ini Konser Rumahan merupakan bentuk syukuran setelah ludesnya album Angka 8 yang terjual 5000 boxset. Sebelumnya Endank Soekamti membuka pendaftaran sepanjang Juli hingga Agustus lalu. Pada pendaftaran tersebut, para Kamtis diminta untuk mengirimkan sejumlah persyaratan di antaranya foto diri, foto rumah yang hendak dijadikan lokasi konser, izin orang tua, RT, RW, dan tetangga (berupa tanda tangan). Tidak hanya itu, Kamtis yang mendaftar juga harus hapal luar kepala seluruh lagu Endank Soekamti.

Setelah menyimak informasi yang diberikan Endank Soekamti di akun twitter mereka, Cahya pun langsung berusaha memenuhi semua persyaratan yang harus dipenuhi. Dengan kain sepanjang delapan meter dari ibunya, dara yang merupakan mahasiswi semester satu ini segera memenuhinya dengan tandatangan orangtua, para tetangga, pihak keamanan, dan lainnya. Lebih lima puluh tandatangan berhasil dikumpulkan di spanduk yang juga ia gambar logo Endank Soekamti. “Bapakku juga ikut ngumpulin tandatangan, sampai bikin kamar mandi tambahan di samping rumah,” ujar bungsu dari dua bersaudara ini.

tanda tangan warga sekitar dan perangkat desa
yang dikumpulkan Cahya lalu dikirim  ke Endank Soekamti
Harap dan cemas pun muncul setelah Cahya melayangkan emailnya ke pihak Endank Soekamti. Menurut pengakuannya, Cahya baru sekali melihat penampilan Endank Soekamti secara ‘live’ ketika mereka konser di sebuah pensi di kota Malang. Itupun dilakukannya setelah bujuk rayu Cahya kepada orangtuanya berhasil. Maklum sebagai anak perempuan ia tidak diijinkan untuk pulang hingga larut malam.

“Sebelumnya saya hanya bisa mendengar mereka lewat headset dan youtube, dan sejak lihat Endank Soekamti secara live, saya mulai menggilai mereka dan bergabung dengan Kamtis Malang, walaupun saya nggak pernah ikut tour perform ES di luar kota, karena orangtua tidak memperbolehkan,” imbuhnya.
Harapan besar Cahya akhirnya terkabul, dan histeria gadis yang sehari-harinya juga mengajar melukis untuk anak-anak ini tak terbendung setelah Endank Soekamti memainkan tiga lagu berturut-turut di garasi rumahnya. Lagu ‘Cita cita’ didaulat sebagai lagu pembuka, tanpa ampun disusul dengan lagu ‘Mix Couple’ dan ‘Maling Kondang’.

Secara spontan Cahya berusaha menelpon semua teman-teman Kamtis nya untuk datang ke rumahnya. Setelah memainkan lagu ‘Juara’, Erix Soekamti menyuruhnya agar mengundang temannya dalam satu jam ke depan. Namun, waktu satu jam terlalu singkat untuk teman-teman Cahya menuju rumahnya, selain karena banyak yang tidak percaya kalau Endank Soekamti konser secara mengejutkan.

Apa boleh buat, pertunjukkan privat terus berlangsung, meski di garasi yang berukuran tidak terlalu besar, tanpa ampun Endank Soekamti menghajar sore hari dengan lagu-lagu cadas lainnya. ‘Aku Gak Pulang, ‘Lagi Males Kerja’, ‘Tanpa Kamu’ berturut-turut dilantunkan. Sebelum lagu ‘Kampung Halaman’ yang merupakan lagu favorit Cahya dimainkan, gadis yang ternyata mahir bermain bass ini juga diuji kemampuannya oleh Erix.

Perasaan grogi, kaget, kagum semakin menghinggapi Cahya setelah ia diajak berduet pada lagu ‘Mantan Jadi Teman’ yang versi aslinya dinyanyikan oleh Melanie Subono. Endank Soekamti pun menutup penampilannya dengan lagu ‘Angka 8’. Pesan-pesan pada lirik lagu tersebut membuktikan bahwa Endank Soekamti tidak hanya mengumbar isapan jempol semata ketika mereka berbicara tentang arti persahabatan. Di akhir pertunjukkan, tuan rumah juga mendapatkan cinderamata berupa prasasti yang bertuliskan ‘Rumah Ini Telah di Konseri Endank Soekamti’

Karena Konser Rumahan adalah acara kejutan dan sangat di rahasiakan sekali, maka wajar jika banyak Kamtis di kota Malang yang agak kecewa karena penampilan mereka hanya bisa dinikmati oleh Cahya beserta keluarga dan tetangganya. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat para kamtis untuk berdatangan ke rumah Cahya demi bertemu idola mereka.

Seminggu sebelum konser rumahan ini di eksekusi, tim Endank Soekamti sudah melakukan survei ke rumah Cahya untuk bekerja sama dengan keluarganya. Berbagai simulasi juga disiapkan matang-matang demi kelancaran Konser Rumahan. Mulai dari membentuk skenario agar si pemenang pergi dari rumah sebelum Endank Soekamti datang, meminta bapak ibu korban supaya bisa menjaga rahasia, dan memilih lokasi strategis supaya si pemenang sama sekali tidak menyadari jika Endank Soekamti sudah siap untuk konser di garasi rumah.

Tidak hanya konser privat secara langsung, namun dokumentasi Konser Rumahan ini juga di dokumentasikan oleh Euforia Audiovisual dalam bentuk video yang segera tayang di YouTube. Menurut Erix, Konser Rumahan masih akan berlanjut. Jadi bagi para Kamtis yang  masih penasaran agar Endank Soekamti konser di rumah mereka, masih bisa mengirim email berupa persyaratan yang harus dipenuhi. “Email-email yang masuk sebelumnya pun masih kami seleksi lagi,” tegasnya.


Konser rumahan ini memang ide yang cemerlang yang dilakukan oleh Endank Soekamti, mengingat banyaknya fans mereka yang tersebar di seluruh kota di Indonesia. Selain bisa di saksikan secara live, privat, ekslusif, konser ini juga gratis tanpa biaya sepeser pun.
Nantinya kumpulan dari dokumentasi Konser Rumahan ini akan  disajikan dalam bentuk Film Dokumenter berupa DVD sebagai repackage boxset angka 8 seri gold. (*)

Bersama Monyet kecil peliharaan keluarga Cahya

*penulis adalah penyuka musik yang bermukim di Yogyakarta, sesekali siaran tengah malam di Radio Soekamti.

No comments:

Post a Comment

Featured