TAK bisa
dibayangkan betapa terkejutnya seorang fans ketika tiba-tiba di sore hari, band
yang dipuja tampil di garasi rumahnya. Pada Sabtu, (14/9) Endank Soekamti
mendatangi rumah seorang gadis di kota Malang. Gadis bernama lengkap Cahya
Herwindyasari terpilih menjadi pemenang edisi pertama konser rumahan yang
digelar band asal Yogyakarta tersebut. Rasa kaget, kagum, bingung, histeris
bercampur jadi satu ketika Cahya membuka garasi rumahnya dan sontak Endank
Soekamti sudah siap memainkan tembang-tembang dari album terbaru mereka.
Sebelumnya, lebih dari tiga ribu Kamtis yang melayangkan ajuannya untuk
mengikuti proyek ini, setelah dilakukan seleksi yang ketat, Cahya dianggap memenuhi
syarat dan pantas mendapat hadiah istimewa berupa konser privat di rumahnya.
Bagi band
yang digawangi oleh Erix, Dory, dan Ari ini Konser Rumahan merupakan bentuk
syukuran setelah ludesnya album Angka 8 yang terjual 5000 boxset. Sebelumnya
Endank Soekamti membuka pendaftaran sepanjang Juli hingga Agustus lalu. Pada
pendaftaran tersebut, para Kamtis diminta untuk mengirimkan sejumlah
persyaratan di antaranya foto diri, foto rumah yang hendak dijadikan lokasi
konser, izin orang tua, RT, RW, dan tetangga (berupa tanda tangan). Tidak hanya
itu, Kamtis yang mendaftar juga harus hapal luar kepala seluruh lagu Endank
Soekamti.
Setelah
menyimak informasi yang diberikan Endank Soekamti di akun twitter mereka, Cahya
pun langsung berusaha memenuhi semua persyaratan yang harus dipenuhi. Dengan
kain sepanjang delapan meter dari ibunya, dara yang merupakan mahasiswi
semester satu ini segera memenuhinya dengan tandatangan orangtua, para
tetangga, pihak keamanan, dan lainnya. Lebih lima puluh tandatangan berhasil dikumpulkan
di spanduk yang juga ia gambar logo Endank Soekamti. “Bapakku juga ikut
ngumpulin tandatangan, sampai bikin kamar mandi tambahan di samping rumah,”
ujar bungsu dari dua bersaudara ini.
tanda tangan warga sekitar dan perangkat desa yang dikumpulkan Cahya lalu dikirim ke Endank Soekamti |
Harap dan
cemas pun muncul setelah Cahya melayangkan emailnya ke pihak Endank Soekamti.
Menurut pengakuannya, Cahya baru sekali melihat penampilan Endank Soekamti
secara ‘live’ ketika mereka konser di sebuah pensi di kota Malang. Itupun
dilakukannya setelah bujuk rayu Cahya kepada orangtuanya berhasil. Maklum
sebagai anak perempuan ia tidak diijinkan untuk pulang hingga larut malam.
“Sebelumnya
saya hanya bisa mendengar mereka lewat headset dan youtube, dan sejak lihat
Endank Soekamti secara live, saya mulai menggilai mereka dan bergabung dengan
Kamtis Malang, walaupun saya nggak pernah ikut tour perform ES di luar kota,
karena orangtua tidak memperbolehkan,” imbuhnya.
Harapan
besar Cahya akhirnya terkabul, dan histeria gadis yang sehari-harinya juga
mengajar melukis untuk anak-anak ini tak terbendung setelah Endank Soekamti
memainkan tiga lagu berturut-turut di garasi rumahnya. Lagu ‘Cita cita’
didaulat sebagai lagu pembuka, tanpa ampun disusul dengan lagu ‘Mix Couple’ dan
‘Maling Kondang’.
Secara
spontan Cahya berusaha menelpon semua teman-teman Kamtis nya untuk datang ke
rumahnya. Setelah memainkan lagu ‘Juara’, Erix Soekamti menyuruhnya agar
mengundang temannya dalam satu jam ke depan. Namun, waktu satu jam terlalu
singkat untuk teman-teman Cahya menuju rumahnya, selain karena banyak yang
tidak percaya kalau Endank Soekamti konser secara mengejutkan.
Apa boleh
buat, pertunjukkan privat terus berlangsung, meski di garasi yang berukuran
tidak terlalu besar, tanpa ampun Endank Soekamti menghajar sore hari dengan
lagu-lagu cadas lainnya. ‘Aku Gak Pulang, ‘Lagi Males Kerja’, ‘Tanpa Kamu’
berturut-turut dilantunkan. Sebelum lagu ‘Kampung Halaman’ yang merupakan lagu
favorit Cahya dimainkan, gadis yang ternyata mahir bermain bass ini juga diuji
kemampuannya oleh Erix.
Perasaan
grogi, kaget, kagum semakin menghinggapi Cahya setelah ia diajak berduet pada
lagu ‘Mantan Jadi Teman’ yang versi aslinya dinyanyikan oleh Melanie Subono.
Endank Soekamti pun menutup penampilannya dengan lagu ‘Angka 8’. Pesan-pesan
pada lirik lagu tersebut membuktikan bahwa Endank Soekamti tidak hanya
mengumbar isapan jempol semata ketika mereka berbicara tentang arti
persahabatan. Di akhir pertunjukkan, tuan rumah juga mendapatkan cinderamata
berupa prasasti yang bertuliskan ‘Rumah Ini Telah di Konseri Endank Soekamti’
Karena
Konser Rumahan adalah acara kejutan dan sangat di rahasiakan sekali, maka wajar
jika banyak Kamtis di kota Malang yang agak kecewa karena penampilan mereka
hanya bisa dinikmati oleh Cahya beserta keluarga dan tetangganya. Namun hal
tersebut tidak menyurutkan semangat para kamtis untuk berdatangan ke rumah
Cahya demi bertemu idola mereka.
Seminggu
sebelum konser rumahan ini di eksekusi, tim Endank Soekamti sudah melakukan
survei ke rumah Cahya untuk bekerja sama dengan keluarganya. Berbagai simulasi
juga disiapkan matang-matang demi kelancaran Konser Rumahan. Mulai dari
membentuk skenario agar si pemenang pergi dari rumah sebelum Endank Soekamti
datang, meminta bapak ibu korban supaya bisa menjaga rahasia, dan memilih
lokasi strategis supaya si pemenang sama sekali tidak menyadari jika Endank
Soekamti sudah siap untuk konser di garasi rumah.
Tidak
hanya konser privat secara langsung, namun dokumentasi Konser Rumahan ini juga
di dokumentasikan oleh Euforia Audiovisual dalam bentuk video yang segera
tayang di YouTube. Menurut Erix, Konser Rumahan masih akan berlanjut. Jadi bagi
para Kamtis yang masih penasaran agar
Endank Soekamti konser di rumah mereka, masih bisa mengirim email berupa
persyaratan yang harus dipenuhi. “Email-email yang masuk sebelumnya pun masih
kami seleksi lagi,” tegasnya.
Konser
rumahan ini memang ide yang cemerlang yang dilakukan oleh Endank Soekamti,
mengingat banyaknya fans mereka yang tersebar di seluruh kota di Indonesia.
Selain bisa di saksikan secara live, privat, ekslusif, konser ini juga gratis
tanpa biaya sepeser pun.
Nantinya
kumpulan dari dokumentasi Konser Rumahan ini akan disajikan dalam bentuk Film Dokumenter berupa
DVD sebagai repackage boxset angka 8 seri gold. (*)
Bersama Monyet kecil peliharaan keluarga Cahya |
*penulis adalah penyuka musik yang bermukim di Yogyakarta,
sesekali siaran tengah malam di Radio Soekamti.
No comments:
Post a Comment