UNTUK mengobati
kerinduan para penggemarnya akan karya terbaru, Shaggydog segera meluncurkan
lagu yang berjudul ‘Kamu Di Hatiku’. Memang terhitung cukup lama band Ska
Legendaris Yogyakarta ini tidak mengeluarkan karya baru sejak ‘Kembali
Berdansa’ di tahun 2009 lalu. Pada sebuah café di kawasan Sosrowijayan, Heru
vokalis Shaggydog bercerita tentang kesibukannya bersama Shaggydog. Menurutnya
lagu ‘Kamu Di Hatiku’ juga sebagai ungkapan kerinduan band ini kepada
penggemar, dan juga kerinduan untuk kembali menelurkan album.
Single ini akan dirilis pada 1 Juni mendatang, yang juga bertepatan dengan hari ulangtahun band yang berdiri di Yogyakarta pada 1997 lalu. Heru juga menjelaskan bahwa lagu ‘Kamu Di Hatiku’ ini sebenarnya sudah direkam pada 2011 lalu, namun karena terdapat kesalahan teknis, akhirnya Shaggydog merekamnya kembali di studio legendaris Lokananta di Solo. Menurutnya kesibukan Shaggydog tampil di banyak panggunglah yang menyebabkan keterlambatan proses pengerjaan single maupun album teranyar. Maklum saja karena dalam sebulan Shaggydog bisa menggelar delapan pertunjukkan di berbagai kota, bahkan sebagian besarnya di luar Jawa.
Lagu ‘Kamu Di
Hatiku’ ini, lanjutnya, sangat ‘radio friendly’. Musiknya pun digarap dengan
catchy, karena jika tidak punya sesuatu yang langsung melekat, akan susah
diterima pendengar, apalagi saat ini Shaggydog sudah tidak lagi punya kekuatan
dari label. “Karenanya harus bikin yang dahsyat, Shaggydog kan punya banyak
orang, bukan hanya doggies (fans Shaggydog,red) saja,” ujar Heru.
Pemilihan
Lokananta sebagai tempat merekam single ini pun bukan tanpa alasan. Bagi Heru
sendiri, ini bukan kali pertama ia bersentuhan dengan studio rekaman yang telah
menelurkan ratusan musisi legendaris tersebut, sebelumnya ia pernah
berpartisipasi dalam album ‘Kidung Sufi’ milik Chandra Malik. Shaggydog memang
ingin mencoba rekaman bersama secara live, tidak melalui per-track seperti cara
kebanyakan saat ini. “Satu-satunya tempat ya Lokananta, kami tentunya ingin
mencicipi studio rekaman yang menjadi bagian dari sejarah itu,” pungkas musisi
yang juga dikenal sebagai Poppa Tee di duo Dubyouth ini.
Selain akan
diputar secara serentak di berbagai radio pada 1 Juni mendatang, sebelumnya
Shaggydog akan mengeluarkan video pendek yang berisi dokumentasi pembuatan
single ‘Kamu Di Hatiku’ ini di situs Youtube. Jauh sebelum
merekam single ‘Kamu Di Hatiku’ ini, pada Februari lalu selama seminggu Shaggydog
menjalani karantina di sebuah villa yang terletak di kawasan Kaliurang. Di sana
mereka menghasilkan rekaman demo sebanyak 16 lagu. Menurut Heru sebagiannya
sudah setengah jadi, dan siap untuk dirampungkan. Banyak tema yang dituangkan
pada album yang rencananya akan rilis sebelum akhir tahun ini.
Di antara tema
tersebut adalah tentang lelaki, kesepian, agama, hingga yang paling dominan
adalah tema sosial politik. Misalnya saja tentang sulitnya hidup hingga harus
menjadi banci untuk mencari uang.
Heru
mengatakan dari ke 16 lagu tersebut akan dipilih lagi yang kira-kira layak
untuk dimasukkan sebagai materi album, bahkan ada kemungkinan mereka akan
menciptakan lagu-lagu yang lebih baru. Di antara lagu-lagu tersebut, lanjutnya,
kemasannya masih tetap berdansa meski liriknya lebih serius. Tentunya band yang
berusia 16 tahun ini telah mengalami banyak proses pendewasaan. “Jadi
dengerinnya sambil joget, juga sambil mikir,” katanya lalu tertawa.
Dalam waktu
dekat film dokumenter ‘Berdansa Bersama Shaggydog’ yang telah diputar di banyak
tempat dan acara ini juga akan segera dirilis dalam bentuk DVD. Selain sibuk
bersama Shaggydog, Dubyouth, dan bisnis sampingannya berupa Rumah Makan (Warung
Heru) dan toko sandang online (Heruwa Shop), musisi bernama lengkap Heru
Wahyono ini mempunyai ambisi ingin menjadi produser album yang berisi musisi
Yogyakarta, baik itu band ataupun musik elektronik. “Aku ingin coba berbagi
kekuatan mengangkat musisi-musisi Yogya yang jauh dari media, ini bisa
dilakukan Shaggydog, karenanya kami tetap ‘stay’ di Yogya dan berhutang pada
kota ini,” ungkapnya penuh semangat. (*)
FOTO: Ardyan M aka Jablay
seperti dimuat di Tribun Jogja Minggu, (12/5/2013)
No comments:
Post a Comment