APA yang dibayangkan ketika kita mendengar nama Guns N’ Roses? Para penggila musik rock sudah tentu langsung mengingat sosok gahar band yang sempat merajai hingar bingarnya ranah musik rock ini. Belum lagi, lagu-lagu mereka seperti, ‘You Could Be Mine’, ‘Don’t Cry’, ‘Sweet Child Of Mine’ memang tak pernah menjadi tua, dan selalu lekang tak termakan usia.
Guns N' Roses adalah ikon musik rock terbesar di awal 90-an, dengan karya-karya brillian, monumental, dan dibalut dengan perilaku personelnya yang urakan, dan penuh kontroversi membuat band ini selalu dikenang sampai saat ini. Tidak bisa disangkal ada jutaan musisi muda yang akhirnya memutuskan untuk bermusik setelah mendengar karya Guns N’ Roses dan melihat penampilan mereka lewat video beta, VCD, DVD.
Karena kegilaannya pada Guns N’ Roses, sekelompok musisi di Yogyakarta membuat ‘Tribute Band’ yang khusus memainkan lagu-lagu band asal Amerika Serikat ini. Tidak hanya wilayah audio yang mereka kulik dengan baik, namun visual di atas panggung juga ditiru oleh band bernama NYK Guns ini.
NYK Guns awalnya dibentuk untuk mengisi event ‘Rockagila’, sebuah pentas tribute band-band lawas. "Right band in the right place", pada acara yang digagas Nuza ‘Zues’ dan radio pamityang2an ini NYK Guns dapat sambutan luar biasa dari audiens yang notabene penikmat musik rock lawas. Karenanya mereka sepakat memutuskan untuk melanjutkan NYK Guns sebagai wadah bersenang-senang dan mengekspresikan kecintaan terhadap Guns N' Roses.
Awalnya formasi NYK Guns adalah, Agib (bass), Tomo (gitar), Fendy (gitar), Bagus (drum), Igun (vokal), dan dibantu Donny "1050" di keyboard. Karena kesibukan pada pekerjaan, Igun mengundurkan diri ketika mereka akan tampil di kampus Pasca Sarjana ISI. Tomo dan kawan-kawan kemudian mengajak Arief ‘The Super Mario’ untuk sementara mengisi posisi vokal yang kosong. Atas rekomendasi Helmy (Everlong) mereka bertemu dengan Yayat, vokalis yang mampu menjangkau nada-nada tinggi khas Axl Rose. NYK Guns kemudian juga mengandeng Hatta, pemain keyboard yang sehari-harinya berprofesi sebagai DJ. Kini formasi NYK Guns adalah: Yat Rose (Vokal), TomSlash (Gitar), Fendy Stradlin (Gitar), Gib McKagan (Bass), Hatta Reed (Keyboard), Gus Sorum (Drum)
Tomo mengaku tidak ada ide yang benar-benar besar dibalik NYK Guns, kecuali bersenang-senang dan bernostalgia. “Kami berharap bisa mengobati kerinduan atmosfer musik rock awal 90-an lewat lagu-lagu Gn'R, bagi mereka yang pernah mengalami era 90an, sangatlah mustahil untuk tidak tau Gn'R,” pungkasnya.
Hingga kini, NYK Guns tidak ada rencana untuk membuat karyanya sendiri. Mereka masing-masing memang sudah punya tempat untuk berekspresi dengan karya sendiri. Yayat adalah vokalis band Sukarta, Agib dan Bagus personil dari Alterego, Fendy adalah Gitaris Fighters, Hatta adalah DJ independen dan komposer musik elektronik, sedangkan Tomo adalah gitaris Everlong.
Menurut Tomo menjadi Tribute band intinya adalah bermain drama sesuai dengan kemampuan sendiri. Ia dan teman-temannya mengaku tidak berbeda dengan anak-anak kecil yang menggemari Power Rangers. Anak-anak itu membeli baju mereka dan bermain seolah-olah mereka adalah anggota Power Rangers yang membasmi kejahatan di muka bumi. “kami juga begitu, menggemari Guns N' Roses, memainkan karya mereka, berpakaian, dan bergaya layaknya mereka. Seolah-olah kami adalah Gn'R yang pernah hadir mengguncang dunia,” ujarnya berkelakar.
Tomo bisa menemukan hard rock, rock n' roll, punk, heavy metal, dan pop ballad ala Elton John di dalam satu tubuh Guns N’ Roses. Lelaki kelahiran Yogyakarta, 5 Desember 1981 ini juga sempat menyaksikan konser GN’R di Jakarta pada Desember lalu. Menurutnya konser tersebut sangat keren. “Mood Axl lagi bagus, personel baru bermain maksimal, soundnya balance, dan penonton puas, meski banyak yang tidak tahu lagu-lagu mereka di album Chinese Democracy,” ulas Tomo.
Menurut Tomo GN’R formasi klasik itu ‘raw’, berisik, spirit rock n' roll jalanan-nya sangat kental, berbanding lurus dengan kehidupan mereka saat itu. Sedangkan NEW GN'R lebih modern, elektronis, musiknya rumit dan elegan. “Ini adalah ambisi Axl selepas album Use Your Illusion, Spaghetti Incident ingin menjadikan GN'R lebih modern,” ujarnya.
NYK Guns Feat Scott Weiland Kawe |
‘Appetite For Destruction’ merupakan album favoritnya. Tomo berujar bahwa album ini penuh energi dan jujur. Leburan ‘magis’ dari lima pemuda yang bermusik dengan cara mereka masing-masing. “Album ini punya daya magnet yang sangat kuat untuk menarik orang-orang yang mendengarnya agar masuk lebih dalam,” ungkap musisi yang masih menyelesaikan mini album bersama Everlong ini.
Bagi NYK Guns, bermusik itu intinya adalah kesenangan, dan ketika bermusik hanya menghasilkan kesedihan maka mereka akan berhenti saat itu juga. (*)
----------
SOSOK Guns N’ Roses benar-benar bisa mencuri fokus kehidupan masa kecil Tomo, sejak kelas tiga SD, cowok yang awalnya suka mainan action figure, dan mobil-mobilan ini seketika menjadi bocah pengumpul gambar dan poster band rock berambut gondrong dari Hollywood itu. “Setelah melihat Slash, saya mulai mencintai gitar dan bercita-cita jadi musisi,” ujar gitaris bernama lengkap Sari Tomo Agung Widayat aka Tom Slash ini. (*)
Ahmad Ragridio Saptama Tanjung aka Gib McKagan: "jadi band cover itu lebih terasa aura 'rockstar'nya. “lebih bebas dan lepas saat bermain diatas panggung. (*)
Hidayat Akbar Kurniawan aka Yat Rose: "merasa menjadi orang yang berbeda, karena harus bernyanyi sambil melakukan akting sebagai Axl Rose. (*)
Fendy Perdana aka Fendy Stardlin: "bermain sebagai cover band adalah menyalurkan superego ke tempat yang benar. (*)
Rahadhita Arumtaka aka Hatta Reed: “Berasa mau pentas hari kartini,” (*)
Bagoes Kresnawan aka Gus Sorum: “Di band lain harus jadi diri sendiri, di sini harus jadi Matt Sorum!,"
“NYK Guns itu 90% style, 90% skill haha. Susah soalnya,” (*)
******
SATU di antara Raksasa musik rock dunia adalah Guns N' Roses. Band asal Los Angeles, Amerika Serikat ini mulai terkenal di akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Album perdana mereka ‘Appetite For Destruction’ (1987) berhasil melejit ke seantero dunia, pada formasi klasik ini Guns N’ Roses beranggotakan Axl Rose (vokal), Slash (lead guitar), Izzy Stradlin (rhythm guitar), Duff McKagan (bass), dan Steven Adler (drums). Eksistensi Gn’R semakin diakui ketika mereka menelurkan album kembar berjudul ‘Use Your Illusion I’ dan ‘Use Your Illusion II’. Di akhir karirnya, GN’R merilis The Spagetti Incident yang semua materinya merupakan lagu daur ulang milik band punk dan hard rock yang pernah berjaya sebelum mereka.
Adalah Paul Stenning yang pada tahun 2004 menulis buku berjudul ‘The Band That Time Forgot; The Complete Unauthorized Biografy of Guns N’ Roses. Buku ini menceritakan kehidupan dibalik kesuksesan mereka sejak tahun 1982, hingga awal kejatuhannya di tahun 1993, dan kebangkitannya kembali di awal era 2000-an.
Pada buku tersebut diceritakan tentang perpecahan Guns N’ Roses, yang dimulai dari pemecatan Steven Adler, seorang ‘junkie’ yang sangat ketergantungan obat bius. Keruntuhan GN’R dan band-band sejenis dipacu oleh kehadiran Nirvana dengan album Nevermind-nya. Pada 1993, GN’R juga mengalami konflik yang sengit dengan band asuhan Kurt Cobain tersebut.
Setelah ditinggalkan personel utamanya pada medio 1996-1997, Axl harus menjalani band ini seorang diri. Di saat itu juga ia mengalami rentetan peristiwa yang membuatnya terpukul, stress, bahkan depresi. Ketika itu istrinya menggugat cerai, Ibunya meninggal, begitupula sahabat karibya Shannon Hoon yang merupakan vokalis Blind Melon tewas karena overdosis.
Mulai sepanjang tahun 2001-2002, Guns N’Roses dengan formasi baru melakukan tour di sepanjang AS, maupun Eropa. Puncaknya adalah ketika mereka tampil di Rock in Rio III (2001). Saat itu penonton seolah tidak mempedulikan lagi siapa musisi yang mengiringi Axl berteriak, mereka menikmatinya.
Pada 16 Desember 2012 lalu Guns N' Roses beraksi di Mata Elang International Stadium, Ancol, Jakarta. Meskipun para penggemarnya sempat kecewa akibat sempat ditundanya konser yang sudah ditunggu bertahun-tahun tersebut. Pada konser yang sebelumnya direncanakan digelar di Lapangan D, Senayan Axl Rose berhasi mengobati rasa kecewa pennggemar dengan penampilan yang prima dan gemilang. Penonton yang mencapai 50 ribu orang tersebut juga dibuat terkesan dengan penampilan Ron 'Bumblefoot' Thal (Gitar) dengan memainkan Lagu Indonesia Raya yang sontak dinyanyikan seisi ruang konser.
Guns N' Roses tampil di Jakarta dengan format Axl Rose (vokal), DJ Ashba (gitar), Dizzy Reed (keyboard), Tommy Stinson (bass), Richard Fortus (gitar), Ron "Bumblefoot" Thal (gitar), Chris Pitman (keyboard), dan Frank Ferrer (drum).
Slash sebagai salah satu ikon penting Guns N’ Roses memang sudah meninggalkan band ini, namun selama Axl Rose masih ingin berkarya, GN’R tidak boleh mati, dan ia terus berusaha akan hal itu. (*)
Foto:
NYK Guns: @Hellenak: Helena Lea
Guns n' Roses (Live at Jakarta): Jeprima (Tribun Jakarta)
Sisanya: Ngebajak laah!!
waaaaaaaaaaaa itu Axl Rose jejadiannya kurang seksiiiiiiiiii. :*
ReplyDeletewkwkwkwkwk.... next time ya ! ^___^ :D LOL
ReplyDeleteBut it was the LONG TOMS that became legendary and served the Boer forced well. Unfortunately the British were smart enough to prevent new ammunition the reach the Republics.optics1.se
ReplyDelete