Sepanjang belajar jurnalistik, saya nyaris tidak punya figur wartawan yang menjadi idola, kalau pun ada, saya hanya menganggapnya sebagai teman, bukan figure panutan. Sampai kini, idola saya tetap Elvis Presley, Duran-Duran, dan Motley Crue.
Namun, ada empat ‘wartawan’ yang cukup bisa jadi patokan untuk mendukung konsep 90% saya (styles).
Dari empat wartawan itu, dua sosok merupakan ‘pemuda’ (karena dia memang tidak pernah tua) lokal, dan yang dua berasal dari negeri Paman Sam. Sayangnya keempat tokoh ini hanya rekaan
Jurnalis pertama kita bernama Lupus. Pemuda yang pertama kali muncul di era 80-an ini identik sekali dengan permen karet yang tak pernah lepas dari kulumannya. Tampilan yang khas adalah model rambut jambul yang sering dihina Lulu (adiknya) dengan sebutan sarang Burung. Karakter Lupus cukup kuat dan melekat, anaknya cuek bebek, ceplas-ceplos, sifatnya yang konyol, membuatnya disukai oleh seluruh teman-temannya. Lupus bekerja di majalah musik remaja sejak SMA. Cowok kurus ceking ini sekolah di SMA Merah Putih. Lupus punya dua sahabat yang satu kulitnya agak keling bernama Boim, dan satunya gemuk doyan makan bernama Gusur. Tokoh kita ini hanyalah tokoh fiksi dalam serial novel karangan Hilman Hariwijaya. Sosok (alm) Ryan Hidayat cukup identik dengan cowok yang ‘nggak hero’ ini.
Untuk para flowers generation (mereka yang lahir tahun 60-an), pasti tidak asing lagi dengan tokoh Ali Topan. Tokoh Wartawan kedua ini menjadi ikon bagi anak muda, terutama yang merasa dirinya produk dari broken-home (kebetulan saya bukan broken home, tapi jarang di rumah, yaaa nyerempet dikitlah). Cerita seputar Ali Topan tuh urban banget, ada cerita tentang kejahatan gengster narkoba, kebut-kebutan di jalanan, kisah cinta muda-mudi, hingga ketidakharmonisan anak dengan bapak yang selalu sibuk bisnis. Apalagi setting lokasinya berada tepat di masa saya hidup sejak SD, SMP, hingga SMA, Ya…. Tepatnya di Kebayoran, Jakarta Selatan.
Saya menyukai tokoh ini sejak SMA, awalnya saya memang melihat sinetron yang (katanya) menurut hasil survey memiliki kualitas baik. Sutradaranya si Harry Dagoe Suharyadi dan yang dipercaya jadi Bang Ali Topan yakni Ari Sihasale.
Mmmmm…… usut punya usut, bang Ali ini punya kedekatan emosianal dengan saya, maklum, doi tuh naik motor trail (dulu saya punya trail abal-abal), wartawan jalanan, dan denger musik rock.
Karakter karya Teguh Esha ini begitu populernya pada akhir tahun 70-an, setelah dua novelnya diterbitkan, masing-masing ALI TOPAN ANAK JALANAN KESANDUNG CINTA (1977) dan ALI TOPAN DETEKTIF PARTIKELIR (1978). Ali Topan semakin ngetop setelah ceritanya difilmkan.
Tahun 2000, kedua novel ini diterbitkan ulang dengan banyak revisi. Judulnya disederhanakan menjadi Ali Topan Anak Jalanan dan Ali Topan Wartawan Jalanan, Alhamdulillah saya dapet gratisan buku aslinya, maklum si Mamat Dot (Muhammad Adrai) putra Om Teguh Esha ini temen SMA saya (heheheeee….)
Meskipun legendaris, tapi saya kurang menyukai karakter Junaedi Salat yang memerankan bang Ali. Soalnya kurang macho dan tegar, agak beda dengan karakter di novelnya yang berandalan cuek. (gossip dikit) Menurut Mamat, ayahnya juga kurang puas dengan karakter om Junaedi.
Menurut saya dan juga menurut banyak orang, Jan Mintaraga adalah ilustrator pertama yang berhasil menggambarkan karakter Ali Topan Anak Jalanan.
Inilah karakter Bang Ali Topan anak Kebayoran.
nah, kalo foto yang terakhir nggak usah dikomen deh....
Nah, dua wartawan asal Amerika yang dimaksud bernama Peter Benjamin Parker, seorang foto jurnalis yang memiliki ekstra kekuatan menjadi manusia laba-laba, dan Clark Kent, wartawan tulis yang jadi Superman.
Clark dan Peter (Superman dan Spiderman) ini hanya hidup di dunia fiksi. Komik dan filmnya sangat terkenal dan biasanya jadi idola anak-anak seluruh Jawa, Nusantara, bahkan seluruh penjuru dunia.
Menurut kisah, Clark Kent datang dari planet Krypton, adalah wartawan kikuk berkacamata, yang menaruh hati pada Lois Lane, rekan kerjanya di suratkabar Daily Planet di kota Metropolis.
ketika menjadi Superman, ia berjubah merah, berkostum ketat warna biru, dengan lambang “S” warna merah kuning di dadanya. Dia tampan dan atletis. Dia bisa terbang melawan gravitasi, badan kebal peluru, penglihatan tembus-pandang, telinga super-tajam, gerakan super-cepat dan segudang kemampuan super lainnya. Dengan kekuatannya itu, Superman mengalahkan musuh-musuhnya, menyelamatkan dunia dari ancaman para penjahat, membantu memadamkan kebakaran, membendung tanggul kota yang hancur, menegakkan Menara Miring Pisa, atau sekadar menyelamatkan kucing tetangga. Pendek kata, Superman adalah jagoan super yang baik hati.
Dan secara pribadi, saya lebih suka mengidolakan Lupus dan Ali Topan untuk menunjang 90% (styles) ini.
ntaps
ReplyDelete