DI ANTARA ragam sepeda, jenis cruiser adalah model yang belum
terlalu marak di Yogyakarta.
Bebeapa tahun lalu, sekawanan pemuda yang mempunyai sepeda
cruiser mulai merayu teman-temannya yang lain untuk merakit sepeda ‘santai’
ini. Alhasil rayuan mereka pun berhasil. Setelah kurang lebih ada lima sepeda, sekawanan ini pun
menjadi sebuah komunitas yang kemudian diberi nama Radical Road Riders (RRR).
Menurut Djati Pambudi Wibowo yang juga merupakan vokalis band
ERWE ini, arti Radical bukanlah urak-arakan di jalanan dan tidak mematuhi tata
tertib lalu lintas, namun maksud dari Radical disini, lanjutnya, yaitu Radical
dalam pemikiran. “Kami tak hanya berfikir dari satu sudut pandang, berfikirlah
yang liar lebar luas tak terbatas!” imbuh cowok yang akrab disapa Wowok ini.
Nama RRR ini terinspirasi dari judul lagu band Punk bernama
Rancid berjudul ‘Roots Radical’. Menurut Wowok, nama ini memang nggak nyambung,
cuma mereka suka dengan ucapanya saja, “Ucapannya sangat keren, akhirnya kami
utak-atik gimana caranya biar nyambung sama sepeda. Akhirnya nama RRR resmi
dipakai pada tanggal 10 Februari 2011 lalu,” jelasnya.
Pria kelahiran Yogyakarta, 2 Desember 1986 ini menyukai
cruiser karena selain memang unik, nyentrik, tampilanya yang elegan klasik, dan
yang pasti nyaman dikendarai. “Sepeda ini modelnya proporsional seperti orang
duduk santai, kayak duduk di kursi goyang aja,” jelasnya.
Kegiatan bersepeda adalah hal utama yang mereka lakukan,
mereka mengaku tidak pernah mengkhususkan hari untuk bersepeda, “Bersepeda kan
nggak harus dijadwal ya, fleksibel aja, cuma biasanya kita sering muter bareng
tiap Sabtu malam,” ujar Djati kemudian diangguki oleh kawan-kawannya.
“kegiatan yang lainnya, yang pasti kita berusaha untuk selalu
bisa support dan partisipasi di acara-acara sepeda apapun,” tamba Djati.
Jumlah anggota RRR saat ini kurang lebih ada 35 orang, sistem
keanggotaannya dikelola oleh Riyan Syah dan dibantu juga teman-teman yang
lainnya. Menurut Ryan, sistem keanggotaan RRR tidak begitu mengikat, tidak
harus dipaksakan selalu datang bila ada acara. “Pokoknya total fleksibel, dan
sepeda apapun juga banyak yang ikutan,” imbuh Djati.
Djati menambahkan, bahwa seringkali
mereka berkumpul dengan pecinta sepeda dari komunitas lain yang ada di Yogya
atau di luar kota, kegiatan ini biasanya berkeliling kota bersama dengan
sepeda. “ngumpul bareng teman-teman yang di luar kota juga memperlancar kami
dalam pencarian aksesoris, terutama untuk jenis aksesoris yang susah dicari di
Yogya,” jelasnya. (*)
BACA JUGA
No comments:
Post a Comment