Tuesday, May 20, 2014

Mari Macankan Dunia !!!

MACAN tutul adalah hewan penyendiri, sifat mereka adalah saling menghindari satu sama lain. Hewan ini merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Lepas dari sifatnya, warna kulit macan tutul lebih menarik dan memberikan inspirasi para desainer untuk membuat model baju yang lebih dikenal dengan model baju leopard.

Motif leopard memang memiliki eksotika tersendiri. Bila diperhatikan, motif ini tak pernah benar-benar hilang dari perputaran tren mode dunia. Uniknya lagi, motif ini dapat disesuaikan dengan selera siapa pun. Motif klasik macan tutul memang tak menampakkan tanda-tanda akan memudar pada musim berikut. Beberapa merek terkenal internasional dipastikan bakal mempopulerkan motif ini pada musim berikutnya.

DI dunia tata busana, motif macan tutul atau leopard sudah menjadi tren tersendiri, banyak sekali kita lihat orang yang menggunakan, mulai dari wanita, pria dari berbagai latar belakang. Bahkan motif ini sudah lama dikenal di kalangan musisi, baik memainkan musik pop, rock, hingga dangdut. Motif leopard juga digunakan untuk berbagai macam aksesoris mulai dari pakaian, tas, sepatu, hingga kerudung. Tak heran kalau motif Leopard menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta fashion.





Para penggemar fashion dengan motif leopard di berbagai belahan dunia menggelar acara yang unik. Event bertajuk International Leopard Day ini digelar pertama kali pada 3 Mei 2013 lalu. International Leopard Day ini di mulai di Perancis, satu dari empat pusat mode dunia. Adalah Luc Onzeweb, seorang Radio DJ yang mempunyai gagasan digelarnya acara ini. Diwawancarai via surat elektronik, Luc mengaku sangat senang dengan fashion leopard. Dia mengatakan bahwa kita punya satu hari untuk memperingati hari ibu, dan kita harus punya satu hari untuk motif leopard (fashion day).

Di Prancis acara ini digelar di berbagai kota, di antaranya Bordeaux, Compiègne, Dax,  Lyon, Marseille, dan Paris. Sedangkan negara lain yang berpartisipasi merayakannya adalah Belgia, Kanada, Luksemburg, Spanyol, dan Indonesia. Berbagai komunitas anak muda di Yogyakarta yang menyukai motif leopard pun tidak ketinggalan.






Tahun 2014 ini menjadi pertama kalinya acara Leopard Day digelar secara internasional, secara paralel event. Perayaan ini pun bentuknya bermacam-macam, namun yang utama adalah berbusana dengan motif leopard.

International Leopard Day Yogyakarta bertempat di Oxen Free Cafe di jalan Sosrowijayan. Acara kali ini digagas oleh tiga pihak sekaligus yaitu, Hond Apparel, Oxen Free, dan Java Tattoo Club. Di keramaian malam tersebut bisa dikatakan sebagai acara pesta macan, siapapun yang datang bebas mengekspresikan diri dengan tema leopard.
Bisa ditebak bahwa para pengunjung pun berlomba-lomba mengenakan berbagai jenis dan model kostum, make up, maupun pernak-pernik yang terkait. Berbagai acara hiburan juga digelar, dimana aksi musik dimainkan oleh Tape Jockey Wok, dan band Rockabilly Kiki & The Klan, sebagai bintang tamu Hance Presley dari Bandung memanaskan suasana dengan suara emasnya. Penyanyi yang juga menjadi juara Elvis Impersenator se Asia ini memang memiliki suara dan gaya Rock & Roll yang khas ala Elvis Presley.







Pada acara yang dipandu oleh MC Hendra Blangkon, seniman dan vokalis Sangkakala yang identik dengan motif leopard ini juga menggelar aksi unik berupa Air Guitar. Para musisi yang berlaga di kontes Air Guitar adalah Rangga Rockabilly, Iqba Sangkakala, Aii Etnicro, dan Wukir Senyawa. Di sisi panggung lainnya juga ada Tarot Reading oleh Deidra Mesayu. Di akhir acara  juga diadakan pemilihan kostum terbaik dan juga kontes tato bertema macan.

Athonk Sapto Raharjo satu di antara pengagas acara ini menuturkan bahwa karakter leopard untuk fashion memang sangat menarik. Menurut seniman tato yang gemar mengoleksi pernak-pernik leopard ini, motif jenis ini sebenarnya sudah eksis sejak jaman purbakala. “Dahulu kan orang sudah memakai pakaian yang terbuat dari kulit binatang, dan di Afrika motif leopard yang berasal dari kulit asli dipakai oleh para bangsawan atau raja.





Menurut Athonk di kalangan musisi rock, motif leopard mulai dipakai sejak era 60-an dan era Glam Rock. Mereka yang identik dengan motif ini di antaranya, Alice Cooper, Poison Ivy (gitaris The Cramps), Screamin’ Jay Hawkins, hingga Stray Cats. Di kalangan model, Betty Page menjadi terkenal dengan posenya bikini leopardnya.Motif leopard ini sangat mudah dan sering kita jumpai, di jalanan pasti ada saja yang pakai motif ini, dari sabuk, celana, bandana, jaket, hingga kerudung, dan hijab,” jelasnya.
Sebagai penggemar leopard, pria yang juga dikenal sebagai seniman komik ini memiliki beragam koleksi. Koleksi tersebut biasa dipakainya sehari-hari atau pun berbentuk souvenir dan pajangan rumah. Ia memiliki beberapa celana, rompi, piyama, sofa dan jok mbil dengan motif leopard.


Lain halnya dengan Hendra Blangkon, bagi vokalis band Sangkakala ini motif leopard memiliki kesan yang flamboyant, dan jika dikenakan akan terlihat energik. Pria yang juga aktif sebagai perupa ini memiliki banyak sekali koleksi motif leopard, mulai dari pakaian dalam, kaos, legging, spandek, handban, topi, kemeja, denim, strech , hingga sepatu dan lainnya. Hendra mengaku sudah lama menggunakan motif leopard untuk kesehariannya, namun menjadi lebih intens setelah mendirikan Sangkakala, dimana leopard akhirnya menjadi karakter, dan Macanista menjadi sebutan bagi penggemar band heavy metal ini.
Pencetus acara ini Luc Onzeweb berujar bahwa banyak yang berpendapat jika motif leopard itu hanya identik untuk orang nakal, terkesan, liar dan murahan. Karena itu,  ia ingin merubah paradigma tersebut lewat acara unik ini. 

Menurut desainer Lia Mustafa motif Leopard memiliki karakter dan filosofinya tersendiri, bagi yang mengenakannya maka akan tampak lebih berani, garang, dan ada kesan macho. Namun bagi kaum wanita, menggunakan motif ini memiliki kesan lain, yaitu berkesan mandiri, dan setara dengan laki-laki, atau lebih dikenal dengan istilah Androgyne.
Karakter bahan ini biasanya dipakai sebagai pendukung fashion berupa tas, sepatu, tali pinggang, dan lainnya. Ia sendiri pernah membuat jumpsuit, dan rok terusan dengan karakter yang sangat rock. Di dunia hijab, motif leopard mengalami pro dan kontra, namun kalangan hijabers menganggap tidak mengapa mengenakannya jika hanya sekedar motif.




Motif ini kemudian sempat hilang, namun kini muncul kembali animal print dengan jenis geogert, satin, safon, dan silk. Motifnya pun bermacam-macam hitam, cokelat, hingga merah marun. Baju dengan motif leopard sebenarnya memiliki banyak model, di antaranya kemeja, blouse, jaket, blazer dan dress. Hal ini menunjukan bahwa motif leopard memiliki banyak ragam bentuknya. (*)



***artikel ini juga diterbitkan dalam bahasa Perancis:

Le Léopard : Forever dans nos cœurs.

Dans l'univers de la mode le motif léopard est devenu une tendance à part entière ; on le trouve aussi bien dans les armoires des nanas que des hommes. Et notamment chez les musiciens de la pop au rock jusqu'au dangdut. (Ndlr: Le dangdut est un courant musical indonésien populaire faisant fureur. Des chanteuses habillées très sex se dandinent de façon plus que suggestive sur des beats moitié traditionnels moitié techno.) Mais le léopard ne se cantonne pas aux vêtements, vous trouverez aussi une pléthore d'accessoires au motif félin, du sac, aux chaussures en passant par le voile musulman. Rien de surprenant, donc, si le léopard est devenu un incontournable chez les fashionistas. 

Véhiculant une certaine notion d'exotisme, le motif léopard a réussi la performance d'être toujours resté dans les tendances, au moins quelque part dans le monde. Le truc magique avec le léopard c'est que chacun peut l'agrémenter à sa sauce. Le léopard est de retour sur le devant de la scène depuis quelques saisons maintenant, plusieurs marques de renommées internationales ont certainement participé à ce phénomène. Des fans du léopard aux quatre coins du globe ont crée un événement unique, l'International Leopard Day, organisé pour la première fois le 3 mai 2013 à Paris, capitale de la mode.



C'est à Luc Onzeweb, dj/animateur radio (je te laisse choisir ton titre) que l'on doit l'instigation de l'International Leopard Day. Interviewé par Tribun Yogya via e-mail, Luc confie être fan du léopard, il nous explique que de la même façon qu'il existe la Fête des Mères il devait y avoir le Jour du Léopard ( fashion day). En France cet événement est organisé simultanément dans plusieurs villes comme Bordeaux, Compiègne, Dax, Lyon, Marseille et Paris. D'autres pays participent aussi, parmi eux la Belgique, le Canada, le Luxembourg, l'Espagne et l'Indonésie. Les jeunes de Yogya qui aiment porter du léopard ne sont donc pas en reste. 2014 marque le lancement international du Leopard Day, beaucoup de soirées se préparent en parallèle à travers le monde. 

L'International Léopard Day à Yogya sera organisé à l'Oxen Free Café, rue Sosrowijayan par Oxen Free, Hond Apparel et Java Tattoo Club. Préparez vous à entendre des cris de tigres et côtoyer des gens féline-ment vêtus. 
On s’attend à une sacré compétition de costumes, de maquillage, d'accessoires, tous genres confondus. Pour animer la soirée on pourra compter les Tape Jockey Wok et le groupe rockabilly Kiki & The Klan, et avec comme guest star Hanche Persley de Bandung qui réchauffera l'ambiance de sa voix d'or, devenu le meilleur sosie d'Elvis en Asie, son style rock'n'roll et sa voix finiront de vous mettre d'accord.



MC Hendra Blangkon, des Sangkakala, lui aussi fan de léopard, nous prépare un contest d'air guitare. Parmis les participant pour ce concourt on compte Rangga Rockabilly, Iqba Sangkalala, Aii Etnicro et Wukir Senyawa. Sans oublier Deidra Mesayu qui vous tirera les cartes pendant la soirée. On élira en fin de soirée le meilleur costume et le meilleur tatouage sur le thème du léopard, of course.



No comments:

Post a Comment

Featured