MUSIK keroncong memang bisa dinikmati segala lapisan usia
dari hulu hingga ke hilir. Kesan membosankan bagi musik yang katanya milik
orang tua konservatif yang konon hanya membuat rasa mengantuk telah dipatahkan
oleh Pemuda-Pemudi Yogyakarta yang menggelar pagelaran ‘Kerontjong Rebel
Rockabilly’.
Cong-Idol yang diselenggarakan setiap minggu ke-2 dan ke-4 di
Pelataran Bentara Budaya Yogyakarta, Jln.Suroto No.2, Kotabaru ini selalu
menampilkan grup-grup musik keroncong yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya. Pada
Kamis, 29 Agustus 2013 kemarin, sekumpulan anak muda yang biasa memainkan jenis
musik ‘ngak ngik ngok’nya rock n roll tampil menghibur tua muda, tuan dan puan.
Kerontjong Rebel Rockabilly |
Ya, itu adalah kelompok musik saya sendiri Kiki & The
Klan, sebagai biduan paruh waktu dengan skill pas-pasan, tampil di sebuah
konser sebuah pertunjukan tunggal, memainkan musik keroncong bersama para musisi
berbakat adalah kesenangan tersendiri. Setelah memantau acara Cong Idol
sebelumnya, kemudian saya memberanikan diri mengajukan band saya untuk
menggelar pertunjukan di bulan berikutnya. Sebelumnya band saya ini sudah
beberapa kali tampil di Bentara Budaya Yogyakarta untuk pembukaan pameran seni.
Singkat cerita setelah tawaran dikabulkan, saya pun sedikit panik dan mengadu
kepada teman-teman sepermusikan. Mereka pun menyambut dengan riang gembira dan
penuh semangat.
Saya pun mengontak teman-teman musisi lain yang kiranya sedia
untuk membantu melancarkan ambisi saya ini. Akhirnya setelah tiga kali latihan
di kediaman bapak Athonk SR, kelompok musik saya ini nekat tampil di Cong Idol
Bentara Budaya Yogyakarta. Para musisi yang terlibat adalah; Laurentius Hendy
Saputra 'kaboel' (Gitar), Valentinus Nagata (Bas Betot), Mahadhana Dira (Cello),
Chatra Krisandi (Cajon), Rika Fadhila (saksofon). Kami juga dibantu oleh
rekan-rekan dari Gerap Gurita (band Folk Punk yang sedang naik daun di kancah
ben-benan), mereka adalah A-inx Akrim Misuari (akordion), dan Dian (biola) yang
juga vokalis band Ska Apollo 10. Seorang bikers dan juga perupa, Yudha Iman ikut
mengisi mandolin. Sedangkan
Okky Obbow pembetot bass band Rockabilly ‘El Milky Racers’
memainkan cuk. Biduanita dari kota Solo yang memiliki suara serak-serak becak
juga ikut melantunkan beberapa tembang, dan berduet dengan saya, dia adalah Pamela
Inggrida.
Mulai pukul 19.30 WIB, para penonton yang berdatangan disuguhkan
dengan penampilan Krontjong Rebel Rockabilly. Sebagai tembang pembuka sengaja
kami pilih lagu ‘Bersoeka Ria’ yang dipopulerkan oleh ‘Suara Bersama’. Lagu
yang liriknya khas LEKRA (lembaga kebudayaan yang berafiliasi dengan PKI) ini
memang masih relevan jika dilantunkan kembali. Selanjutnya tembang-tembang
lokal milik Benyamin S, Koes Bersaudara, dan sebagainya juga dilantunkan. Tak lupa, tembang-tembang milik Elvis Presley dan Frank Sinatra juga memenuhi setlist kami yang berdurasi dua jam lebih itu.
Kerontjong Rebel Rockabilly ini juga membuka sesi jam
session, entah ada berapa yang ikut menyumbang suara, bahkan ada juga yang
menyumbang isi dompet alias ‘nyawer’ nah ini yang harus dibudayakan lebih
lanjut :p. Mulai ibu-ibu mantan bintang radio dan televisi di jaman berjayanya
Orde Baru, Pak RW setempat yang menyanyikan lagu ‘Layang Layang’ dengan sangat
prima dan ekspresi mengagumkan dari lelaki seumurannya, hingga bapak-bapak yang
bernyanyi mirip vokalis Nine Inch Nails, wuah ini gawat banget pokoknya.
Konser ini merupakan pertunjukan musik keroncong yang di
ekplorasi dengan berbagai aliran musik. (selanjutnya mungkin saya ingin diiringi
oleh orkestra besar *ngarep). Hal ini, menurut saya bisa memperlihatkan bahwa
musik keroncong bisa mengiringi jenis lagu dan genre apapun, yang penting
modalnya ‘nekat dan cuek’.Musik keroncong memang nggak ada habisnya untuk dieksplorasi.
Pada setiap acara Cong-Idol atau Keroncong Idola, musik keroncong hadir dalam
berbagai ragam. Ada yang masih berpegang pada pakem aslinya yang mengandalkan
petikan cak-cuk sampai pada musik keroncong yang sudah digabungkan dengan musik
lain seperti musik pop, rock, bossanova, jazz, dan lain sebagainya. Karenanya
kali ini saya dan kawan-kawan mencoba menguliknya dan memainkannya dengan
perangai khas anak muda.
Keinginan Kerontjong Rebel Rockabilly ini memainkan musik
keroncong bukan semata ingin ‘nguri nguri kabudayaan’, apalagi niat mulia untuk
melestarikan budaya bangsa, toh pada dasarnya Keroncong juga bukan musik aseli
Indonesia, tapi konon (jangan dibalik) datang dari penjelajah (jika enggan
disebut penjajah) Portugis. SALAM CONG YANG BILLY: Keroncong digoyang
Rockabilly. (*)
Foto: Eror Fauzi
komuk serius tengab* |
nb: tunggu rilisan audio & videonya ya.....
No comments:
Post a Comment