MUSISI Blues Yogyakarta, Herry Firmansyah
merilis mini album berjudul ‘Blue On G-Strings’ pada Mei 2013 kemarin. Album
ini bermaterikan lima track, di antaranya empat karya sendiri yaitu ‘Glassessman
Blues’, ‘Rockstar Diary’, ‘Jobless Blues’, ‘Pseudo Rock N Roll’. Di album ini
Herry juga merekam lagu milik Robert Johnson ‘Walking Blues’. Herry terkenal
sebagai pemain gitar elektrik, resonator gitar, vokal, slide, dengan
fingerpicking style yang khas.
Artwork album ini dikerjakan oleh istri
tercintanya, Yulia Qomariah. Di album solonya ini ia menggunakan brass body
resonator. Ia sangat dipengaruhi, bahkan kerasukan ruh Robert Johnson, Muddy
Waters, Lousiana Red, dan Adrian Adioetomo. Untuk tema dalam lirik, musisi yang
paling disukainya adalah Kurt Cobain dan Nirvana.
Herry memberi judul Blue On G-Strings
karena semua track dalam lagu ini ia mainkan dalam tonika G, disamping itu
secara filosofis, ia mengacu pada jenis pakaian dalam wanita yang indah, yang
mana meskipun indah tetap saja fungsinya hanyalah pembungkus, sementara bagian
terpenting adalah isi di dalamnya. Begitupun musik, bagi Herry, apapun genrenya
yang penting isinya.
Album ini secara umum hanyalah
usaha seorang Herry Firmansyah menyampaikan apa apa yang pernah ia rasakan. Album tersebut
juga menjadi dokumentasi
atas karya karya musisi kelahiran Magelang, 3 Oktober 1983 ini yang memang layak
dibagikan pada
publik. Dengan album Blue On G-Strings ini, Herry hanya ingin mengeluh dan
bercerita mengenai apa yang ia lihat, rasakan, dan pikirkan.
Album yang diproduksi secara swadaya ini bisa didapat dengan cara
memesan langsung pada Herry. Selain itu, album ‘Blue On G-Strings’ ini juga bisa juga didapat di event-event musik, di saat ia
tampil. “Karena dimana saya perform,
niscaya di situ saya akan membuka lapak..haha,” ujarnya.
Sebelum tampil sebagai musisi solo, Herry bermain bersama band dengan genre blues
psikedelik bernama Sister Morphin. Hebatnya, band tersebut sudah bubar
bertepatan setelah merilis album
perdana. Pada
penampilannya, Herry selalu membuat penonton terpaku melihat permainan gitar
dan ekspresi bernyanyinya. Musisi yang satu ini juga selalu membawa pesan-pesan
positif bahkan menerangkan jalan menuju Syurga Allah di setiap jeda lagu.
Tampaknya selain seorang blues man, Herry juga cocok menjadi penceramah agama
yang segar dan menohok, maklum saja banyak dari pemuka agama yang acapkali
ucapannya membosankan, dan membuat pendengarnya lebih ngantuk dibandingkan
mendengar Robert Johnson plus belum tidur dua minggu.
difoto oleh Aan Fikriyan |
Berikut
kutipan wawancara dengan Herry Firmansyah ‘The Super Slinky Slide’ yang tidak
dimuat di Koran paling mainstream di Yogyakarta :p
Selamat membaca, lalu beli CD ‘Blue On G-Strings' sebelum kehabisan !!!
TR: Gimana
sih awal kamu main musik?
HF: Awalnya
saat masih SMP, saya memainkan alat musik bass. Saya mulai main gitar saat SMA
dan mulai mengenal blues atas jasa mister Gary Moore almarhum. Sebenarnya tidak
ada momen spesial yang membuat saya mengambil keputusan untuk terus bermain musik,
kecuali rasa senang saya terhadap musik itu sendiri. Saya berpikir bermain
musik itu menyenangkan. Berangkat dari hal tersebut saya mulai rajin mengikuti
festival band saat SMA, waktu itu saya punya band dengan format trio, saya
bernyanyi sambil main gitar dan kami memainkan lagu lagu Nirvana, band yang
sampai hari ini saya anggap sebagai band paling hebat yang pernah ada di muka
bumi ini.
TR: Apa makna
blues bagi seorang Herry?
HF: Blues
bagi saya secara pribadi adalah kebebasan untuk menyanyikan perasaan. Kalau
saya meminjam istilah istri saya, blues adalah menyanyikan keluhan. Hahaha
istri saya itu hebat, dialah yang mengajarkan saya memaknai musik dan lagu lagu
secara mendalam, kalau tidak kenal dia mungkin saya akan terjebak menjadi
manusia pemuja skill mas …hahaha!!! Disamping itu saya memaknai blues sebagai
95% soul dan 5% skill ..artinya saya mengesampingkan teknik teknik yang masya
Allah tidak akan ada habisnya kalau dikejar, saya lebih mementingkan untuk
menyampaikan sesuatu berupa keluh kesah atau cacian sekalipun, ketimbang sibuk
berkutat dengan teknik teknik dan skill yang masya Allah, sebenarnya kurang
begitu penting menurut saya.
TR: Apa saja
yang mau kamu sampaikan di album Blue On G- Strings ini?
HF: Secara
umum saya hanyalah berusaha menyampaikan apa apa yang pernah saya rasakan,
album ini hanyalah kumpulan lagu lagu, dokumentasi atas karya karya saya yang
daripada saya simpan sendiri lebih baik saya bagi, siapa tahu ada yang senang
mendengarkannya di luar sana. Saya tidak memiliki tujuan tertentu seperti
politis, kritik sosial, kesadaran lingkungan dan yang lainnya dalam album ini.
Bukan berarti saya tidak peduli dengan hal hal seperti itu mas, mungkin setelah
ini saya akan membuat yang seperti itu. Sementara dalam Blue On G-Strings ini,
saya hanya ingin mengeluh dan bercerita saja mengenai apa yang saya lihat, saya
rasakan dan pikirkan dan seperti itulah akhirnya persepsi yang dihasilkan,
sebenarnya sangat subjektif, tapi ya begitulah mas...hahaaha
TR: Boleh
dong deskripsikan karya-karyamu yang kebetulan juga menjadi favorit saya
seperti Pseudo Rock N Roll, atau Jobless Blues?
HF: Kalau
lagu Jobless Blues itu lagu soal diri saya sendiri yang pengangguran
mas...hahahaha, nah kalau lagu Pseudo Rock N Roll itu saya berusaha mengkritik
persepsi orang sekarang dalam menerjemahkan Rock n Roll. Rock n Roll itu
menurut saya terus bergerak dan tahan banting dalam kondisi sesulit apapun, itu
secara filosofis, dan itu juga kadang baru menjadi pikiran buat saya, karena
untuk menjalaninya sangat berat. Pendek kata Rock n Roll iu bukan hanya fashion
semata. Sekali lagi semua itu menurut saya mas...hehe… Sedangkan di lagu
Rockstar Diary, saya bercerita soal fenomena ke ”Rockstar”an, seluk beluk di
dalamnya saya ceritakan melalui sudut pandang saya sebagai subyek, saya
sampaikan dalam lirik yang kasar dan jorok serta terkesan konyol.
TR: Apa sih
sensasinya tampil solo, dan enak mana main musik diiringi sama band?
HF: Tampil
solo berbeda dengan diiringi, bermain solo itu lebih merdeka, karena kita tidak
terikat dengan yang lain seperti kalau dalam band. Saya bisa bebas menaik
turunkan tempo dan irama lagu sekehendak hati, saya juga bebas menghentikan
lagu di tengah kalau tiba-tiba saya kehilangan mood. Haha itu bagian paling
menyenangkan dari tampil solo menurut saya...
TR: Apa
pentingnya komunitas blues bagimu sebagai seorang musisi?
HF: Komunitas
musik Blues di Jogja berkembang dengan sangat bagus. Terbukti dari hari ke hari
semakin banyak bertambah teman yang nongkrong dan jamming di acara acara blues.
Itu berarti peminat musik blues semakin banyak setiap harinya. Berkomunitas
sangat penting bagi saya, karena komunitas itu ibarat keluarga besar, komunitas
bisa mewadahi aspirasi dan kepentingan anggota di dalamnya, komunitas juga
memiliki posisi tawar yang kuat dibanding perseorangan dan yang tak kalah
penting adalah dalam komunitas terjalin ukhuwah dan silaturahmi yang insya
Allah memanjangkan umur dan memperlancar rejeki. Amin.
TR: Selain main musik, apa aja sih yang jadi
kesibukanmu sehari-harinya?
HF: Kegiatan
saya selain bermusik adalah menjadi bapak dari dua anak saya yang lucu lucu,
juga menjadi suami dari seorang perempuan hebat yang mendampingi saya dalam
segala keterbatasan yang saya miliki. Selain itu saya kadang menulis di Blog
pribadi saya, mengenai blues dan artikel artikel yang berkaitan dengannya.
difoto oleh Aan Fikriyan |
TR:
Sebenarnya apa sih cita-citamu waktu kecil?
HF: Cita cita
waktu kecil saya banyak mas, hahaha ganti ganti pula... tapi yang paling saya
inginkan sebenarnya menjadi pembalap mas, terlebih crosser, ada hal yang sampai
sekarang masih terngiang, waktu itu kalau tidak salah saya kelas 4 SD, saya
pernah diajak bapak nonton kejuaraan motocross, dan saya sempat melihat
langsung dari dekat aksi dan kehebatan Om Joni Pranata legenda motocross
Indonesia !!! hahaha sampai sekarang saya masih ingin jadi pembalaps, meskipun
saya tahu itu tidak mungkin... hahaha dan yang tersisa dari cita-cita masa
kecil saya adalah kegemaran saya kepada motor semacam Ts, RX King dan motor
berisik lainnya, khususnya yang berasap alias 2 tak, dan hebatnya hingga saat
ini kesenangan saya itu belum terbeli mas...hahaha
TR: Apa
rencanamu selanjutnya?
HF: Target
saya ke depan adalah terus bermusik secara istiqomah dan berharap musik itu
bisa menjadi jalan saya untuk mencari rezeki dan beramal sholeh serta
menyampaikan kebenaran meskipun dengan dengung yang paling lemah sekalipun.
Saya bukan sok religius tapi saya sudah mengalami berbagai fase yang menurut saya
berat dalam hidup, dan hal itu menuntun saya untuk berlaku wajar sebagai
manusia dan banyak-banyal berdoa mas... akhir2 ini saya benar-benar menginsyafi
bahwa saya hanyalah tanah yang dipinjami nyawa, dimana setiap saat apa yang
dipinjamkanNya kepada saya bisa diambil...
ngobrol asik dengan ‘The Super Slinky Slide’ dan simak tausiyahnya yang menggoda di twitter:
@herrywhitermood atau Facebook: Herry Firmansyah
Youtube:
No comments:
Post a Comment