BAND Rock papan atas kebanggan Yogyakarta, Endank Soekamti
akhirnya meluncurkan album kelima mereka. Uniknya, Album bertajuk'Angka 8'ini
dirilis tepat jam 12.12 tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 di Dixie Gejayan,
Yogyakarta. Band yang beranggotakan Erix (vokal, bass), Dory (vokal, gitar),
dan Ari (drum) ini memang tidak main-main mengerjakan setiap proyek yang mereka
kerjakan.
Mereka memanjakan para Kamtis (penggemar Endank Soekamti,red)
dengan mendistribusikan album ini lewat tiga pilihan, yaitu seperangkat boxset
yang berisi CD audio berisi 16 lagu baru, DVD dibalik layar pembuatan album,
t-shirt, kalung army, dengan nama pemesan dan sertifikat kepemilikan boxset. Tidak
hanya itu, band yang kaya akan ide kreatif ini juga merilis novel biografi yang
bercerita tentang kisah-kisah mereka. Selanjutnya adalah paket yang terdiri
dari Novel Biografi dan CD Audio yang bisa didapatkan di Toko-toko buku, dan
yang terakhir adalah mengedarkannya untuk diunduh gratis lewat website Endank
Soekamti.
Untuk boxset, para penggemar bisa mendapatkannya di website
dan stand merchandise saat konser Endank Soekamti. Boxset seharga Rp 250 ribu
ini memang bukan harga yang murah. Hal ini diakui Erix, frontman Endank
Soekamti ini dengan santai mengatakan bahwa fanbase mereka bukan seperti fans
Agnes Monica, karenanya dengan strategi jitu, sebulan sebelum rilis, mereka
membuat gerakan menabung bersama. “Mendengarkan pendengar itu sangat penting,
jika ingin didengar maka harus mendengarkan mereka,” ujarnya.
Pada album Angka 8 ini, mereka juga memiliki single ‘Selamat
Tahun Baru’ yang saat ini sudah diputar serentak di lebih 400 radio seluruh
Indonesia. Sebelum album ini dirilis, mereka melibatkan para penggemarnya untuk
proses pembuatan. Mereka juga mengadakan sayembara untuk menciptakan lirik lagu
yang dimasukkan ke album baru mereka. Pada acara launching lalu, Fajar Setiawan
berhasil memenangkan sayembara tersebut dan berhak membawa pulang gitar custom
milik Dory Soekamti. Lirik karangan Fajar adalah lagu berjudul 'Move On'.
Jerinx, drumer dan penulis lirik untuk band Superman Is Dead
yang bisa dibilang sebagai band yang memainkan musik ‘sejenis’ dengan Endank
Soekamti bahkan mempunyai pendapat khusus akan album ini. Menurutnya tema besar
album ini bercerita soal persahabatan, Angka 8 sendiri mempunyai makna, yaitu
persahabatan yang tidak pernah terputus seperti Angka 8 itu sendiri. Menurut
Jerinx, sound Endank Soekamti memang sangat pas bermain di tema-tema hangat
seperti ini. “Meski banyak bermain dengan riff-riff metal ataupun bass line
reggae, tetap saja kharisma hangat nan bersahabat adalah aset terbesar Endank Soekamti,”
ujarnya.
Di antara keunikan Endank Soekamti dalam pembuatan album
Angka 8 adalah dengan melibatkan fans untuk berkontribusi membuat lirik.
Beberapa ide lirik lagu di album ini memang sengaja di share lewat twitter,
kemudian para penggemar mereka pun meneruskannya. Tembang "Bully"
merupakan kritik terhadap perilaku ‘Bullying’ yang marak di kalangan remaja
belakangan ini.
Uniknya pada lagu ini, terdapat suara Mamox seorang rapper dari
kelompok Jahanam dan juga tergabung dalam Jogja Hiphop Foundation (JHF). Ide
kolaborasi dengan Mamox ini pun berjalan spontan, pada proses rekaman lalu,
kebetulan rapper yang baru pulang tur dari Amerika bersama JHF ini mengunjungi
studio Endank Soekamti di Semarang. Kebetulan pada lagu tersebut ada bagian rap
yang sangat tidak cocok jika ditembangkan oleh Erix. Akhirnya dengan aksi
spontanitas ala ‘free style’ di skena hip hop , Mamox berhasil membuat lagu ini
lebih sangar.
Proses rekaman yang dilakukan di Semarang sepanjang bulan
puasa lalu ini pun mereka
tayangkan lewat Video Series yang bisa diakses lewat situs
Youtube. Menurut Erix, selain untuk bermain-main dengan audiovisual, produksi
ini juga untuk bersenang-senang dan membuat mereka lebih kompak. Kedekatan
dengan penggemar, lanjutnya, juga semakin intim. Video Series ini kemudian
dirangkum menjadi film panjang oleh Agni Tirta, seorang sineas muda dari X-Code
Films. Film ini juga menjadi finalis Festival Film Dokumenter 2012 yang digelar
di Taman Budaya Yogyakarta.
****
DO IT YOURSELF
Setelah keluar dari mayor label yang selama ini menaungi
mereka, pada album 'Angka 8'ini, Endank Soekamti kembali merilis secara ‘Do It
Yourself’ dibawal label mereka bernama Euforia Records. Andy Zulvan atau yang
akrab disapa Memet selaku General Manager Euforia Records berujar bahwa album ini
adalah karya Endank Soekamti yang spesial, karena ini merupakan pertama kali
Endank Soekamti merilis album secara mandiri setelah pamit dari zona aman.
Mereka mencoba membabat alas kembali untuk proses distribusi album.
Manager Euforia Records yang juga dikenal sebagai DJ di
Dubyouth ini mengatakan bahwa saat ini bukan industri musik yang mati, tapi
kreativitas yang dilakukan, “Banyak label bangkrut, dan setelah proses rekaman
Endank Soekamti, muncul ide untuk meneruskan kreativitas sampai kapanpun,”
katanya.
Euforia Records, lanjut Memet, ibarat membuat sumur di musim
kering. Kreativitas yang spontan dan ide yang tidak terbendung tidak berhenti
sampai sekarang, “Jangan bergantung pada perusahaan rekaman yang punya modal,
tapi tetaplah melakukan kreativitas. Beradaptasi dengan kemajuan teknologi
lainnya,” tambahnya.
BACA JUGA: menengok Soekamti 5th album
sippp...
ReplyDeleteTosst,,,,
Bravo terus untuk Endank Soekamti...
ReplyDeleteIni band paling kreatif dan sangat dekat dengan fans,,,salut banget...
Ijin copast artikelnya di http://angkringan.org/ ya bos....
ReplyDeletethanks
mantab
ReplyDeleteJayalah untuk ES. Kreatifitas tanpa batas :)
ReplyDeletecie cie jus salak
ReplyDelete