Tuesday, April 3, 2012

Havinhell: ‘Go Fighting’, ‘Rise Together’

BAND-band beraliran rock yang beranggotakan para wanita banyak berkembang di Indonesia. Sebut saja nama-nama lawas yang beken di era 60-an ataupun era 80-an seperti Dara Puspita, Pattie Sisters, Nicky Astria, dan sederet nama Ladyrocker lainnya. Di Yogyakarta, di scene musik indie khususnya, saat ini memiliki band rock yang bernama Havinhell yang patut diperhitungkan. Kedua personil band yang mengaku beraliran sweet punk ini adalah wanita yang bergaya ala rocker. Mereka jelas tak ketinggalan ‘keren’nya dengan nama-nama lawas yang disebut di atas.

Havinhell sendiri awalnya terbentuk dari UKM band di sebuah universitas swasta di Jakarta dengan lima personil wanita. Setelah hampir dua tahun berjalan, masing-masing personil mempunyai kesibukan sendiri dengan kuliah, dan pekerjaannya masing-masing. Namun hanyalah seorang ladyrocker bernama Ika Zidane yang tetap mempertahankan band ini. Menjadi seorang Lady Rocker, menurut Ika cukup simple saja, menurutnya nggak harus Lady Rocker itu berpenampilan nyentrik, “yang penting di dalam jiwanya, Rock yang sejati sudah tertanam,” ujar fans rocker cewek Broody Dale (The Distilers), dan Nicky Astria ini.

Kemudian Ika meneruskan kuliahnya di Yogyakarta sambil mengembangkan skill dan karier bermusiknya, “Yogya adalah kota di mana banyak musisi musisi besar berasal, dan musik sangat dihargai sekali,” ujar vokalis dan pemain bass Havinhell ini.
Di Yogyakarta, awalnya Ika sempat kesulitan mencari musisi untuk posisi gitar dan drum, namun berkat bantuan dari para musisi indie di Yogya, akhirnya Havinhell dapat terbentuk lagi November 2009 lalu. Dengan formasi baru Ajenk (gitaris) dan Ranie (drum) mereka tetap membawakan genre sweet punk. Sekilas penampilannya di atas panggung, secara visual Ajenk terlihat bak musisi metal akhir 80'an, sebut saja Megadeath, Kreator dll. Gayanya yang ‘cool’, dan aksi panggungnya yang energik ternyata tak menutupi kecantikannya dibalik gitar dan raungan distorsi. Anggun C. Sasmi, Avril Lavigne, dan Muse adalah Influencenya rokerwati bernama lengkap Diajeng Budi Cahyani ini.

She's Rockss geeeng!!!
Ajenk secara visual metal banget gak sih?

Ika Zidane
 Karena kesibukan kuliah dan tugas akhir, pada September 2011 lalu Ranie sang drummer mengundurkan diri dari Havinhell. Ini merupakan masa-masa sulit bagi mereka. Beruntung, kemudian hingga saat ini Havinhell di bantu oleh additional drummer bernama Aries Hermawan, Drummer yang akrab disapa Ebo ini juga merupakan drummer dari band indie The Viper X.

Ebo
Kata Havinhell  sendiri merupakan  gabungan dari ‘Heaven in Hell’ yang berarti Surga di dalam Neraka. Menurut Ika arti dari nama tersebut adalah didalam sebuah kehidupan pasti tak luput dari permasalahan, “diumpamakan seperti didalam neraka, tapi kita harus berani menghadapi masalah-masalah itu dengan penuh keyakinan, dan terus semangat maka kita akan merasakan ketenangan seperti di dalam surga,” tambah Ajenk.
Untuk urusan selera musik, masing-masing personil mempunyai banyak perbedaan, dan mempunyai musical influence yang juga berbeda-beda. Namun begitu, Havinhell menggabungkan ego musik mereka masing-masing, lalu bereksperimen dan lebih banyak bereksplorasi. Mereka kerap memperkenalkan musiknya beraliran "Sweet Punk", yaitu riungan Punk Rock yang manis, dan  tidak terlalu memekakkan telinga, “Dengan basic musik kami yang berbeda, membuat aliran punk yang kami bawakan menjadi sedikit berbeda dengan punk yang lain,” tambah gitaris berambut panjang ini.

LIVE on local television

******
HAVINHELL bermanifesto bahwa Punk bukan berarti sekedar musik jalanan, atau murahan,  tapi lebih kepada idealisme hidup. “Lewat musik ini kami justru lebih mudah mengajak penikmat musik, terutama kaum muda untuk lebih kuat, bersemangat, dan percaya diri dalam menjalani hidup dan menggapai mimpi,” imbuh Ika.
Dalam divisi lirik, mereka mencoba bercerita soal perasaan, baik dalam masalah persahabatan seperti di lagu ‘Kawan vs Lawan’, lingkungan sekitar seperti lagu ‘Pak Satpam’, dan tentang cinta seperti pada lagu ‘Light Prince’.  


“Yang paling banyak kami tuliskan di dalam lagu adalah tentang semangat hidup seperti pada lagu ‘Go Fighting’, dan ‘Rise Together’. Tak ada yang tak mungkin dijadikan inspirasi dalam berkarya , tema apapun tak jadi masalah untuk dituangkan di dalam sebuah lagu,” ujar Ika.

Mereka biasa tampil di acara komunitas Punk Rock, dimana penontonnya selalu ikut memberi support dan bernyanyi bersama. “Mereka sangat respect dan tidak membedakan antara band band indie ataupun mayor,” imbuh Ajenk.

Super Fighter
Tak bisa dipungkiri, audience adalah nafas bagi Havinhell, mereka biasa disebut dengan ‘Super Fighter’. Para ‘Super Fighter’ ini terkadang ada yang sengaja datang dari jauh hanya untuk menyaksikan Havinhell manggung. Mereka berdatangan mulai dari kota-kota di Jawa Barat, hingga Bali, saat ini Havinhell pun aktif menggunakan fasilitas media internet seperti facebook, twitter, dan official website untuk berhubungan dengan para super fighter.
Hubungi mereka di havinhell dan twitter havinhell

No comments:

Post a Comment

Featured